Yang penting gagah gitu ya?
Dua-dua bertanding kok udah kalah. Ya jangan masuk pertandingan dong. Pasti kan ada yang kalah menang. Ya kalau kalah baru kita dukung siapa.
Selain karena elektabilitas apa yang bikin gak berani?
Itu tadi. Ya mau. Karena tersandera itu tadi?
Ya mau lah. Aku ya apa. Nasib ku iki rek.
Ketika kemarin Mas Airlangga Hartarto itu mundur Cak Ridwan terkejut gak?
Enggak setahun yang lalu harusnya mundur. Jadi begitu bener.
Kok baru sekarang.
Kuncinya Paradigma baru Golkar yang lima tadi itu. Jangan separuh-separuh.
Jadi kalau wani-wani yo. Ojo wani gak wani. Saya gak usah jelasin contohnya apa. Banyak contoh-contohnya.
Akbar Tajung berani terus. Sampai detik terakhir berani. Menang Golkar 2004.
Meskipun risikonya dia harus masuk penjara?
Masuk penjara. Jadi paradigma baru gak boleh separuh-separuh.
Kalau separuh-separuh membulet deh. Membulet iki.
Nah ini dia kena santap sendiri. Dari proses kemandirian partai Golkar. Paradigma baru Golkar iki mas.
Tidak asal-asal loh mas. Melalui proses meditasi loh mas. Jadi ojo wani-wani. Simbol Golkar itu jujur.
Itu proses meditasi yang dilakukan. Oleh orang-orang tua-tua. Makani Golkar semisal iki sih sakti mas