BANDA ACEH – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) harus kritis dalam menyuarakan aspirasi rakyat. Sebab DPR adalah parlemen yang harus bicara tanpa basa basi. Bukan transaksi amplop.Demikian ditegaskan Pengamat Politik Rocky Gerung saat menghadiri rapat paripurna DPRD Jawa Timur dengan agenda Memperingati Hari Jadi ke-79 Provinsi Jawa Timur, Sabtu (12/10).
Rocky berharap agar anggota DPRD Jatim bersungguh-sungguh dalam menjalankan fungsi legislatif dan menjaga iklim demokrasi di Jatim.
“Saya akan kembali ke sini, diundang atau tidak diundang, untuk mengevaluasi teman-teman DPRD Jatim. Sudahkan Indeks Demokrasi Indonesia tumbuh karena pengaruh dari Jawa Timur,” tuturnya, diwartakan RMOLJatim, Minggu, 13 Oktober 2024.
Rocky mengaku ingin persoalan di Jawa Timur bisa terselesaikan oleh kinerja anggota DPRD.
“Kunjungan kerja bukan hanya foto-foto di depan kantor instansi, tapi terjun di mana tempat itu ada masalah yang serius yang harus diselesaikan,” kritiknya.
Dalam peringatan hari jadi Jatim, Rocky mengatakan, Jatim menopang 20 provinsi Indonesia bagian timur dan bagian tengah.
“Bayangkan daging sapi dan bumbu pecel dihasilkan Jawa Timur didistribusikan ke rakyat Jawa Timur dan Tengah. Jawa Timur mempertahankan kemakmuran rakyat kita yang sekarang mengalami kesulitan,” katanya.
Rocky menambahkan, Surabaya ibu kotanya PKB, yakni Perlawanan Kemerdekaan Bangsa. Karena memiliki Bung Tomo, ada juga Ir H Juanda yang memastikan negeri ini harus dianggap sebagai satu kesatuan laut dan itu ada dalam investasi dalam bidang Politik internasional di bidang laut.
“Saya tahu bahwa sejak 500 tahun sudah bergaul dengan Paris. Kemudian Diplomat sudah ada sejak abad kedua di China. Ini artinya Surabaya sudah mengglobal dari awal. Kita hidupkan isu itu pada kesempatan ini. Pertumbuhan ekonomi surabaya juga dikendalikan oleh prinsip kemasuk akalan yang memastikan APBN tiba pada mereka yang membutuhkan perlindungan negara,” terangnya.
Ini artinya, lanjut Rocky, dalam setahun ini peradaban Surabaya bisa menjadi contoh bagi daerah lain. Yakni beban Jawa Timur mengatasi problem kemiskinan di Indonesia.
“Stunting di Jatim masih tinggi 22 persen. Stunting itu harus 15 persen,” pungkasnya.