BANDA ACEH – Pada menit-menit pertama tahun baru 2024, Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), membom Tel Aviv dan sekitarnya dengan rentetan rudal salvo M-90.
Brigade Al-Qassam merespons agresi Israel yang masih berlangsung terhadap warga sipil Palestina.
Surat kabar Israel, Yedioth Ahronoth, menyebutkan Israel menyambut Tahun Baru dengan rentetan rudal dari Jalur Gaza.
Sirene alarm berbunyi pada Senin (1/1/2024) dini hari di kota Tel Aviv dan sekitarnya serta wilayah amplop Gaza, akibat peluncuran roket Brigade Al-Qassam.
Brigade Al-Qassam menulis sebuah pernyataan di saluran Telegram-nya.
“Sekarang…Brigade Qassam membom kota Tel Aviv dan sekitarnya dengan rentetan roket M90 sebagai tanggapan atas pembantaian Zionis terhadap warga sipil,” kata Brigade Al-Qassam di Telegram, Senin (1/1/2024) dini hari.
Media Israel, Channel 13 Israel, melaporkan setidaknya 20 roket diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Tel Aviv.
“Tentara mengatakan bahwa mereka menghancurkan kemampuan rudal Hamas hingga 80 persen, dan hari ini Hamas menyambut kita di tahun baru dengan menyerang di pusat negara. Hamas mengalahkan kita,” lapor media Israel, Israel Today.
Sementara jurnalis Israel, Halel Biton, dari Channel 14 Israel, mengatakan tidak ada informasi intelijen sebelum serangan itu.
“Serangan terhadap Tel Aviv pada awal tahun 2024, tanpa informasi intelijen atau pencegahan preventif, terjadi tiga bulan setelah dimulainya perang, karena pasukan kami ditempatkan di sebagian besar wilayah Jalur Gaza,” kata Halel Biton.
Hamas Palestina vs Israel
Perang Israel dan Hamas semakin memanas setelah Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), kurang lebih 138 sandera masih ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 21.822 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Senin (1/1/2024), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.