BANDA ACEH — Mantan Ketua Umum (Ketum) Muhammadiyah, Din Syamsuddin angkat bicara perihal kabar pemanggilan mantan sekretaris BUMN, Said Didu oleh penyidik Polres Kabupaten Tangerang
Said Didu dilaporkan ke polisi oleh Asosiasi Pemerintah Daerah Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Tangerang atas tudingan provokasi PIK 2.
Adapun laporan polisi tersebut Nomor: 361/VII/YAN.2.4.1/2024/SPKT dan perkaranya sudah masuk tahap penyidikan.
Said Didu memang kerap mengkritik mega proyek PIK 2 yang dimasukkan pemerintah ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) bersama kawasan BSD.
Sejak kemunculan kabar pemaggilan Said Didu, banyak warganet menyerukan untuk membela Said Didu
Hingga tagar #SaveSaidDidu menempati trending pertama di X hingga Minggu petang
Sementara itu, melalui keterangan yang diunggah di akun X Said Didu, Din Syamsuddin menyebut bahwa tindakan pemanggilan terhadap Said Didu adalah bentuk kriminalisasi
“Pemeriksaan atas Said Didu yang memprotes Proyek PIK-2 adalah bentuk kriminalisasi terhadap WNI kritis,” kata Din, dikutip Minggu (17/11/2024)
Din menyebut sejak awal dirinya mendukung Didu karena proyek yang dimiliki pengembang Sedayu Group tersebut menggusur tanah rakyat dan bisa berbahaya untuk persatuan
“Proyek itu akan menciptakan negara di dalam negara dan mendorong sentimen antar-etnik yang berbahaya bagi persatuan Indonesia,” imbuh Din
Din pun meminta agar Polisi jangan mau dikangkangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu
“Polri harus menegakkan keadilan dan berpihak kepada rakyat. Jangan ada kriminalisasi atas rakyat demi kepentingan pengusaha,” tandasnya
Profil Said Didu
Dikutip dari TribunnewsWiki.com, pria yang akrab dipanggil Said Didu lahir di Pinrang, Sulawesi Selatan pada 2 Mei 1962.
Ia merupakan seorang insinyur dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Said Didu dikenal sangat vokal dengan pemerintah.
Ia diberhentikan dari perusahaan BUMN juga karena dinilai terlalu kritis kepada penguasa.
Karirnya banyak dihabiskan sebagai PNS di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Karier birokratnya dirintisnya dari bawah di BPPT sejak tahun 1987 mulai dari peneliti, merangkak karir sebagai pejabat eselon di badan riset tersebut.
Namun pada 2019, Said Didu memutuskan mundur sebagai PNS.
Tercatat, dirinya sudah mengabdi sebagai ASN selama 32 tahun 11 bulan.
Alasan pengajuan pensiun dari BPPT agar dirinya bisa lebih leluasa mengkritik kebijakan publik yang dinilainya perlu diperbaiki.
Perjalanan Karier Said Didu
Said Didu pernah terpilih sebagai anggota MPR di tahun 1997.
Pada tahun 2005-2010 ia diangkat menjadi Sekretaris BUMN.
Sebagai petinggi di Kementerian BUMN, Said Didu juga diplot sebagai komisaris di beberapa perusahaan pelat merah.
D antaranya Komisaris PTPN IV (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk (Persero).
Said Didu sempat menduduki kursi komisaris PT Merpati Nusantara Airlines, Komisaris PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, dan Dewan Pengawas Rumah Sakit RSCM Jakarta.
Pada tahun 2014-2016, di awal rezim periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Said Didu ikut masuk dalam lingkaran pemerintah.
Ia menjabat sebagai Staf Khusus Menteri ESDM saat itu, Sudirman Saaid.
Langkah bersebrangan dengan rezim Jokowi juga pernah diambil Said Didu.
Salah satu kritikan paling vokal dari Said Didu kepada pemerintah yakni terkait akuisisi saham PT Freeport Indonesia.
Saat itu, Said Didu menilai kebijakan pemerintah dalam pembelian saham Freeport Indonesia lewat PT Inalum bisa merugikan negara.
Di tahun 2018, Said Didu dicopot dari jabatannya sebagai komisaris di Bukit Asam dan digantikan oleh Jhoni Ginting.
Ia dianggap sudah tidak sejalan dengan pemegang saham.
Kritik sepinya Rans Nusantara di BSD
Belum lama ini, Postingan Said Didu viral usai memamerkan sepinya restoran milik Raffi Ahmad dan Kaesang, Rans Nusantara Hebat di BSD City.
Dalam postingannya lewat twitter @msaid_didu pada Minggu (22/9/2024), Said Didu menunjukkan sejumlah potret sepinya pusat kuliner dan UMKM terbesar di BSD City itu pada Sabtu (21/9/2024) malam.
Dalam potret pertama, dirinya menunjukkan kondisi bagian depan Rans Nusantara Hebat.
Restoran yang menawarkan beragam kuliner khas Nusantara itu terlihat sepi lengang.
Di tengah semaraknya lampu gantung berwarna-warni, kondisi restoran terlihat kosong.
Meja-meja dan kursi terlihat kosong, hanya ada beberapa orang pengunjung yang ada di lokasi.
Begitu juga dengan bagian dalam restoran.
Meja-meja dan kursi terlihat tersusun rapih.
Tak terlihat adanya pengunjung yang tengah menikmati makanan di pusat kuliner itu.
Dalam potret berikutnya, Said Didu terlihat duduk di bagian tengah restoran.
Dirinya terlihat tersenyum memantau kondisi restoran yang sepi seorang diri.
“Minggu malam mengunjungi Rans Nusantara Hebat (milik Raffi Ahmad dan Kaesang) di BSD. Situsinya? Silakan publik menilai,” tulis Said Didu lewat status twitternya @msaid_didu pada Minggu (22/9/2024).
Postingan Said Didu pun viral.
Hanya dalam waktu 10 jam, postingannya sudah dilihat lebih dari 1,1 juta orang dan terus bertambah.
Rans Nusantara Hebat
Rans Entertainment bersama GK Hebat menyelenggarakan acara grand opening pusat kuliner dan UMKM terbesar di BSD City pada Sabtu (30/3/2024) yang bertajuk ‘Perayaan Rans Nusantara Hebat’.
Pusat kuliner ini berisi 122 unit UMKM yang terseleksi lebih dari 1.000 unit UMKM, dengan berbagai variasi menu yang dapat memanjakan lidah para pecinta makanan khas Tanah Air.
Peresmian Rans Nusantara Hebat dihadiri secara virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dan dihadiri langsung oleh Founder Rans Entertainment, Raffi Ahmad, Founder GK Hebat, Kaesang Pangarep serta Group CEO Sinarmas Land, Michael Widjaja.
Pusat kuliner tersebut dibangun di atas lahan seluas 2,1 hektar dengan kapasitas pengunjung hingga 2.000 orang.
Rans Nusantara Hebat juga menjadi program yang mendukung UMKM Indonesia untuk tumbuh lebih pesat dan dapat menembus pasar global.
Setiap tenant serta mitra terpilih yang telah bergabung dalam Rans Nusantara Hebat akan mendapatkan eksposur, bimbingan, kolaborasi dan peluang kemitraan strategis secara langsung dari pendiri GK Hebat yakni Kaesang Pangarep serta pendiri Rans Entertainment yakni Raffi Ahmad dan Nagita Slavina