Minggu, 17/11/2024 - 17:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Sebanyak 440 Ribu Pelajar Terpapar Judi Online, Menteri Komdigi Meutya Hafid Bilang Begini New

BANDA ACEH – Penetrasi judi online (judol) di kalangan anak muda, khususnya pelajar sudah mengkhawatirkan. Data dari PPATK menyebutkan, sebanyak 440 ribuan pelajar umur di bawah 20 tahun terpapar judol. Kondisi tersebut menjadi kekhawatiran sekaligus keprihatinan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).Menteri Komdigi Meutya Hafid mengatakan, pelajar saat ini hidup di tengah tantangan yang luar biasa. Yaitu tantangan hidup di tengah pengaruh negatif internet. Termasuk diantaranya adalah paparan judol lewat internet.

“Ini adalah tantangan untuk adik-adik semua. Data ini bisa diketahui setiap ada transaksi yang terpantau,” kata Meutya dalam keterangannya, Jumat (15/11).

Politisi Partai Golkar itu menjelaskan para pelajar harus bisa menjaga diri dari pengaruh negatif internet. Terlebih dengan banyaknya paparan konten negatif seperti judi online.

“Internet membuat kita ketergantungan. Cara kita menjaga diri agar tidak terlibat judi online adalah dengan membagi waktu dalam penggunaan internet,” lanjutnya.

Selain itu, Meutya menekankan pencegahan judol yang erat kaitannya dengan perundungan di sekolah. Menurutnya, bukan hanya judi yang membuat depresi. Namun sebaliknya rasa depresi itu yang membuat lari ke judi online. Rasa depresi itu bisa muncul karena perundungan.

“Makanya di sini saya menekankan untuk adik-adik. Sesama kawan jangan saling mem-bully. Ketika ia depresi dan tidak ada teman, pelariannya bisa ke judol,” jelasnya.

Sebelumnya pada Selasa (12/11) lalu, Meutya berkunjung ke SMAN 29 Jakarta di Cilincing, Jakarta Utara. Kegiatan utamanya adalah Literasi Digital terkait pencegahan judol. Pada kesempatan itu Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menanggapi bahwa memberikan literasi digital adalah langkah awal dalam memberantas judol. Khususnya di kalangan anak muda atau pelajar. Dia berharap kedepannya kegiatan kegiatan literasi digital bisa terus berjalan.

“Kita paham betul selain sisi positif, internet juga ada sisi negatifnya, salah satunya yaitu judi online,” katanya.

Teguh juga berharap Pemprov DKI dan Kementerian Komdigi bisa saling bersinergi untuk bisa memberikan literasi kepada masyarakat agar tercegah dari judi online. Dia menjelaskan Pemprov DKI memiliki program SOLID (Sadar Olah Literasi Digital) yang bertujuan untuk dapat meningkatkan literasi digital masyarakat.

Oktora Irahadi selaku pegiat literasi digital menjelaskan akan pentingnya kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat untuk mencegah judol secara konsisten. “Memberantas judol tidak hanya menutup platform,” katanya.

Sosialiasi literasi keuangan adalah salah salah satu cara pencegahan juga. Jadi pemerintah tidak hanya menutup platform-nya saja. Tapi juga memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mengetahui bahaya judol.


Reaksi & Komentar

تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۘ مِّنْهُم مَّن كَلَّمَ اللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ ۚ وَآتَيْنَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنَاتِ وَأَيَّدْنَاهُ بِرُوحِ الْقُدُسِ ۗ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلَ الَّذِينَ مِن بَعْدِهِم مِّن بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ وَلَٰكِنِ اخْتَلَفُوا فَمِنْهُم مَّنْ آمَنَ وَمِنْهُم مَّن كَفَرَ ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا اقْتَتَلُوا وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ البقرة [253] Listen
Those messengers - some of them We caused to exceed others. Among them were those to whom Allah spoke, and He raised some of them in degree. And We gave Jesus, the Son of Mary, clear proofs, and We supported him with the Pure Spirit. If Allah had willed, those [generations] succeeding them would not have fought each other after the clear proofs had come to them. But they differed, and some of them believed and some of them disbelieved. And if Allah had willed, they would not have fought each other, but Allah does what He intends. Al-Baqarah ( The Cow ) [253] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi