JAKARTA – Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Senin, 2 Oktober 2023 di Stasiun Halim, Jakarta Timur.
KCJB diklaim menjadi kereta tercepat se-Asia Tenggara dengan kecepatan 350 kilometer (km) per jam. Peresmian tersebut dilakukan usai proyek yang dikerjakan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tersebut telah mengantongi izin operasi.
“Kereta Cepat Jakarta – Bandung ini menandai modernisasi transportasi massal kita yang efisien, yang ramah lingkungan dan terintergasi dengan moda transportasi lainnya,” kata Jokowi saat meresmikan sepur kilat tersebut.
Sebelum diresmikan, Jokowi mengungkapkan bahwa pemerintah menghadapi sejumlah tantangan dalam menggarap proyek yang serba baru ini. Namun dia mengambilnya sebagai pelajaran berharaga.
“Karena itu saya pesan agar kita semuanya tidak alergi terhadap kritik dan tetap semangat untuk belajar. Karena pengalaman kita membangung infrastruktur, baik jalan tol, pelabuhan, bandara, bendungan, transportasi, telah memberikan pengalaman dan bekal kita utk menghasilkan hasil-hasil yang lebih baik di masa depan,” kata Jokowi.
Lantas, bagaimana sejarah panjang Kereta Cepat Jakarta-Bandung tersebut? Simak lika-liku perjalanannya berikut ini.
Sejarah Kereta Cepat Jakarta – Bandung
Proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung sebenarnya sudah digagas sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2011. Studi kelayakan kereta ini sempat dikerjakan pemerintah Indonesia dengan Badan Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), dengan pertimbangan dua rute.
Ekspektasi pendanaan di rute Jakarta-Surabaya sempat mencapai Rp 100 triliun, sementara perkiraan nilai awal proyek di rute Jakarta-Bandung sepanjang 150 km sebesar Rp 67 triliun.
Cina yang masuk sebagai tandingan Jepang akhirnya dipilih pemerintah untuk mengerjakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Konstruksi proyek tersebut sudah berjalan dengan 60 persen saham dimiliki konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN, dan sisanya dipegang pemerintah Cina, melalui China Railway International Co. Ltd
Kerja sama antara Indonesia dan China kemudian dipertegas dengan pendirian PT KCIC selaku konsorsium Kereta Cepat Jakarta-Bandung pada 16 Oktober 2015. Ketetapan itu berdasarkan akta No. 86 yang memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) dalam Surat No. AHU-2461647 AH.01.01.11 Tahun 2015 tertanggal 20 Oktober 2015.
2016
Setahun setelah KCIC dibentuk, proyek KCJB ditetapkan sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.
Selain itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menetapkan trase atau rute Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Penandatangan kesepakatan perjanjian konsesi antara PT KCIC dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun dilakukan.
Kemenhub juga menerbitkan izin pembangunan KCJB sepanjang 142,3 kilometer.Ketika itu, Jokowi melaksanakan peletakan batu pertama atau ground breaking di kebun teh Mandalasari, Maswati, Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
2017
Pada 2017, PT KCIC menyepakati pembiayaan prasarana dan sarana bersama China Development Bank di Beijing, Cina. Penandatangan kesepakatan tersebut disaksikan langsung oleh kedua kepala negara, yakni Jokowi dan Presiden Xi Jinping.
2018
Pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung semakin dikebut pada 2018. Hal itu ditandai dengan penandatangan kontrak kerja sama dengan Cars Dardela Joint Operation (CDJO) selaku pengawas konstruksi. Selain itu, terdapat perjanjian pemanfaatan lahan Stasiun Halim dan trase KCJB.
2019
Pada 2019, Jokowi menunjuk Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) sebagai tim satuan tugas (task force). Sehingga, proses pembebasan lahan di sepanjang jalur KCJB berjalan masif dan lancar.
2020
Pada 2020, progres pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diklaim mencapai 65,7 persen. PT KCIC pun menyebut transisi sepur kilat itu telah memasuki tahap persiapan operasional dan perawatan (O&M readiness). Di tahun ini pula, proyek KCJB molor lantaran pandemi Covid-19.
2021
Pada 2021, pemerintah Indonesia terus menggenjot pengerjaan proyek kereta canggih Jakarta-Bandung. Hal itu terlihat dari pembentukan Tim Percepatan Kereta Cepat Indonesia China Jakarta-Bandung sesuai dengan Keputusan Menteri BUMN No. SK-100/MBU/03/2021 tertanggal 26 Maret 2021.