BANDA ACEH | – Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Taqwallah, mengajak Pemerintah Kabupaten/Kota se-Aceh untuk menyukseskan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), sebagai ikhtiar membentuk kekebalan kelompok atau herd immunity di kalangan anak, sehingga mampu menghadirkan generasi masa depan yang sehat dan berdaya saing.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekda Taqwallah, saat menggelar Rapat Pimpinan dengan para Sekda Kabupaten/kota se-Aceh, di ruang rapat Sekda Aceh, Kamis (9/6/2022) kemarin.
“Mari kita cari dan rumuskan cara sosialisasi BIAN dengan sebaik-baiknya, sesuai kondisi sosiologis yang mengacu kepada kearifan di daerah masing-masing, demi menjaga generasi masa depan yang sehat. Mari bekerja sebaik-baiknya, sesuai dengan misi kita , yaitu menuju sukses bersama 12 aktivitas untuk memberikan kemudahan layanan birokrasi bagi 5,3 juta rakyat Aceh,” ujar Taqwallah.
Sekda menjelaskan, pelaksanaan BIAN bertujuan untuk melindungi sebanyak 127 ribu ibu hamil, 121 ribu ibu bersalin, 228 ribu bayi, 568 ribu balita. “Kita harus memastikan 1000 hari pertama kehidupan seorang anak berlangsung dengan sehat, agar saat tumbuh remaja dan dewasa menjadi generasi yang kuat, cerdas dan berdaya saing.”
“Saat ini mungkin kita semua sehat dan selamat, tapi berbagai upaya yang dilakukan ini adalah untuk menjaga anak dan cucu kita, selaku generasi masa depan,” sebutnya.
BIAN telah berlangsung sejak Mei hingga akhir Juni 2022. BIAN menyasar anak usia 9 bulan-15 tahun. Rapim Sekda Aceh dan Sekda kabupaten/kota se-Aceh hari ini membahas 12 topik bahasan, yaitu evaluasi MCP tahun 2022.
BIAN, upaya penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada Sapi, upaya percepatan Serapan Dana Desa, Pencairan Dana Otsus, P3DN, penyaluran Dana Alokasi Khusus, Sertipikat Tanah Wakaf, Ran HAM, Hibah Aset, RKPD dan upaya menekan angka kemiskinan.
Pada pertemuan ini, Pemerintah Aceh juga menghadirkan Dr Raihan, yang merupakan dokter spesialis anak. Dr Raihan menjelaskan materi terkait penyakit berbahaya yang menyerang bayi dan anak, yang mengakibatkan kecacatan dan kematian.
“Virus-virus ini bisa dicegah dengan imunisasi. Kami para dokter anak yang bekerja di rumah sakit sangat berharap kepada bapak dan ibu pembuat kebijakan untuk menyukseskan BIAN. Yang terpenting adalah pada upaya preventif dan promotif, melalui kebijakan-kebijakan yang dirumuskan,” ujar Raihan.
Dalam presentasinya, dr Raihan juga memberikan pemaparan singkat tentang sejumlah penyakit, gejala dan akibat jangka pendek maupun jangka panjang pada anak yang ditimbulkan dari sejumlah penyakit tersebut, seperti campak, difteri, tetanus dan pertusis, hepatitis B, polio dan congenital rubela syndrome.
“Selama ini kami merasa dilema. Jika memberikan contoh kasus, maka kami dianggap menakut-nakuti. Namun ketika kami tidak memberikan apapun masyarakat menganggap sepele dan tidak awas. Oleh karena itu, hanya melalui kebijakan-kebijakan pemerintah upaya imunisasi ini bisa kita sukseskan bersama, demi menjaga generasi kita tetap sehat,” kata Raihan.
Dr Raihan mengungkapkan, berbagai penyakit menular ini bisa muncul berulang dan menyerang banyak anak. Hal ini berakibat pada terjadinya wabah.
“Oleh karena itu, BIAN merupakan salah satu solusi atau ikhtiar kita untuk mencapai kekebalan kelompok.” ujar Raihan yang juga mantan salah seorang Wadir di RSUDZA.