Minggu, 17/11/2024 - 21:40 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Sekeluarga Tew*s di Kalideres Diduga Tapa Brata

OLEH: DJONO W OESMAN

KEMATIAN sekeluarga di Kalideres, Jakarta Barat, rumit. Polisi tiga kali olah TKP, terbaru, Rabu, 16 November 2022. Belum pastikan penyebab. Spekulasi berkembang. Sampai dugaan, korban pengikut sekte India.

Adalah Pakar Forensik Emosi dan Trainer Investigasi, Handoko Gani, kepada pers, Senin (14/11) menduga, sekeluarga yang tewas itu pengikut aliran Santhara.

 

Santhara adalah kepercayaan religius tertua masyarakat India. Ada ritual fasting to dead. Atau bersumpah berhenti makan dan minum sampai meninggal. Itu lazim di India.

Tujuan fasting to dead adalah, pelakunya akan mencapai nirwana, atau surga. Penganutnya melaksanakan dengan ikhlas dan semangat. Semangat mati.

Kalau bukan penganut Sunthara, ia menduga, para pelaku mungkin punya kelainan jiwa. “Maka perlu diperiksa forensik kondisi otak mereka. Apakah ada kelainan jiwa,” kata Handoko.

Dari kalangan akademik, kriminolog Universitas Indonesia, Prof Dr Adrianus Meliala kepada pers, Selasa (1/11) menduga, sekeluarga tewas itu pengikut sekte Apokaliptik.

Prof Adrianus: “Saya katakan sebagai memiliki kecenderungan apokaliptikal. Atau ingin mati, ingin segera meninggalkan dunia, ingin segera datang atau sampai kepada dunia nirwana. Begitulah kaum Apokaliptik.”

Tentu, dalam perspektif masyarakat beragama beda, perilaku itu adalah penyimpangan. Atau sekte menyimpang. Tapi bagi penganutnya, hal itu benar.

Atau, Adrianus menduga, itu pembunuhan. Di antara empat orang sekeluarga yang meninggal itu, mungkin ada pembunuh. Setelah membunuh, pelaku bunuh diri. Caranya menggunakan bentuk Apokaliptik. Sehingga jadi pembunuhan tersamar.

Adrianus: “Seumpama itu pembunuhan. Pelaku membuat orang lain tidak curiga bahwa itu pembunuhan, caranya dibuat seolah-olah itu perilaku ritual. Lantas, pelaku bunuh diri dengan cara yang sama dengan cara pembunuhan terhadap korban.”

Baik Handoko dan Adrianus, sama-sama menduga bahwa itu adalah perilaku penganut sekte. Sebab, bukti forensik para korban di RS Polri Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, di lambung semua korban tidak ada makanan. Kosong. Atau tidak makan berhari-hari.

Tanpa jauh-jauh menyitir sekte India, bagi masyarakat Jawa kuno, kematian model itu tidak mengagetkan. Itu tirakat ekstrem. Biasa disebut Tapa Brata.

Tapa Brata adalah puasa ekstrem. Kalau perlu sampai pelakunya mati. Tujuannya membersihkan jiwa yang dianggap kotor oleh aneka perilaku buruk di masa hidup.

Santhara, Apokaliptik, atau Tapa Brata, beda-beda tipis saja. Intinya, pelaku tidak makan-minum, kalau perlu sampai mati.

Seperti heboh diberitakan media massa, pekan lalu ditemukan sekeluarga meninggal di rumah mereka di Perumahan Citra Garden Extension 1, Blok AC5 Nomor 7, Kalideres, Jakarta Barat.

Mereka: Rudyanto Gunawan (71) dan istri, Margaretha (68) juga adik kandung Rudyanto, Budiyanto Gunawan (68). Serta anak Rudyanto-Margaretha, perempuan bernama Dian (40). Meninggal semua di rumah mereka.

Berdasarkan data kartu keluarga, alamat tersebut hanya dihuni empat orang tersebut. Tiada lain. Sehingga tidak ada saksi yang bisa dimintai keterangan polisi. Di lokasi dan sekitarnya, tidak ada kamera CCTV.

Hasil pemeriksaan forensik, itu tadi: Tidak ada makanan di lambung. Juga tidak ada tanda-tanda kekerasan. Kondisi rumah rapi, bukan acak seperti korban perampokan.

Apakah mereka bunuh diri, atau pembunuhan? Jadi polemik riuh, di tengah masyarakat yang sudah demam politik terkait Pilpres 2024.

Tidak makan belum tentu lapar. Sebab, kata ‘lapar’ adalah pengakuan orang yang tidak makan. Tidak semua orang tidak makan, mengaku lapar. Apalagi, jika itu ditafsirkan kelaparan. Karena kata ‘kelaparan’ berkonotasi, yang bersangkutan tidak mampu membeli makanan. Atau miskin.

Sekeluarga itu tidak miskin. Rumah mereka itu perumahan klaster. Pintu gerbang komplek perumahan tersebut selalu dijaga satpam 24 jam. Tamu masuk, dicatat identitasnya.

Rumah itu ukuran sekitar 7 x 15 meter, dua lantai. Harga pasaran di situ sekitar Rp 1,5 miliar.

Mereka juga punya mobil Honda Brio keluaran terbaru. Ternyata mobil tidak ada di rumah tersebut.

1 2

Reaksi & Komentar

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُب بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَن يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِن كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَن يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِن رِّجَالِكُمْ ۖ فَإِن لَّمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّن تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَن تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَن تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِندَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَن تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِن تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ البقرة [282] Listen
O you who have believed, when you contract a debt for a specified term, write it down. And let a scribe write [it] between you in justice. Let no scribe refuse to write as Allah has taught him. So let him write and let the one who has the obligation dictate. And let him fear Allah, his Lord, and not leave anything out of it. But if the one who has the obligation is of limited understanding or weak or unable to dictate himself, then let his guardian dictate in justice. And bring to witness two witnesses from among your men. And if there are not two men [available], then a man and two women from those whom you accept as witnesses - so that if one of the women errs, then the other can remind her. And let not the witnesses refuse when they are called upon. And do not be [too] weary to write it, whether it is small or large, for its [specified] term. That is more just in the sight of Allah and stronger as evidence and more likely to prevent doubt between you, except when it is an immediate transaction which you conduct among yourselves. For [then] there is no blame upon you if you do not write it. And take witnesses when you conclude a contract. Let no scribe be harmed or any witness. For if you do so, indeed, it is [grave] disobedience in you. And fear Allah. And Allah teaches you. And Allah is Knowing of all things. Al-Baqarah ( The Cow ) [282] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi