BANDA ACEH – Hampir 40 anak Palestina telah tewas terbunuh sepanjang tahun ini, dan dalam banyak insiden, pasukan Israel tampaknya menggunakan kekuatan mematikan dengan cara yang melanggar hukum hak asasi manusia internasional.
Hal tersebut diungkap Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Michelle Bachelet. Pada Kamis 11 Agustus 2022, dia menyerukan kewaspadaan pada sejumlah besar warga Palestina di wilayah yang diduduki Israel sejauh tahun ini.
“Menyakiti anak-anak mana pun, selama konflik, itu sangat mengganggu, dan pembunuhan serta melukai banyak anak tahun ini, sangat tidak masuk akal,” kata Bachelet, dilansir Hops.ID dari Al Jazeera, Jumat 12 Agustus 2022.
Usai 19 anak-anak Palestina tewas di wilayah yang diduduki Israel pada minggu lalu, kini jumlah kematian anak-anak sejak awal tahun menjadi 37 orang.
Sebelumnya, Pasukan Israel melancarkan pemboman di Gaza, meratakan bangunan, dan menyerang kamp-kamp pengungsi di seluruh wilayah.
Mereka mengatakan, serangan itu menargetkan anggota kelompok bersenjata dari Jihad Islam, termasuk komandan senior kelompok tersebut.
Meski demikian, para pejabat Palestina mengatakan mayoritas dari mereka yang tewas adalah warga sipil.
“Hukum humaniter internasional sudah jelas. Meluncurkan serangan yang melukai warga sipil, atau merusak objek sipil, dengan cara yang tidak proporsional, itu dilarang. Serangan seperti itu harus dihentikan,” kata Bachelet.
Kantor hak asasi manusia PBB telah mengkonfirmasi bahwa di antara 48 warga Palestina yang tewas dalam serangan tiga hari dari Jumat hingga Minggu, setidaknya 22 adalah warga sipil, termasuk 19 anak-anak dan empat wanita.
“Hampir dua pertiga dari 360 warga Palestina yang dilaporkan terluka dalam serangan Israel adalah warga sipil, termasuk 151 anak-anak, 58 wanita dan 19 orang tua,” ujar Bachelet lagi.***