Jumat, 15/11/2024 - 08:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Sindiran Keras Ade Armando ke Politisi Senior PDIP yang Bilang Gibran-Kaesang Bocah Ingusan

image_pdfimage_print

JAKARTAAde Armando memberikan sindiran keras buat politisi senior PDIP Panda Nababan yang bilang Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep sebagai bocah ingusan. Dirinya menilai sikap Panda Nababan meremahkan kapasitas anak muda dalam berpolitik.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

“Pada Juni lalu politisi senior PDIP Panda Nababan meremehkan Gibran dengan sebutan bocah ingusan,” katanya seperti dilihat dari channel Youtube Ade Armando, Rabu (4/10/2023).

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Hal ini dilontarkannya saat Panda hadir dalam sebuah acara diskusi tentang permohonan kepada Mahkamah Konstitusi (MK) soal penurunan usia minimal calon presiden dan wakil presiden dari 40 tahun menjadi 35 tahun.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Saat dimintai komentarnya tentang Gibran, Panda dengan lugas menyatakan ia tidak setuju bila Gibran diajukan sebagai cawapres, Gibran anak ingusan ujar Panda ketika itu,” ujar Ade.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Peremehan anak muda ini, kata Ade, tidak hanya dilakukan pada kepada Gibran, Kaesang juga jadi sasaran pada Minggu malam 1 Oktober, saat Panda hadir dalam acara Indonesia Lawyers Club.

Berita Lainnya:
Beredar Video Ivan Pengusaha Hiburan Malam Diduga Menantang Warga
ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Kali ini yang dibicarakan soal Kaesang yang baru saja dipilih menjadi Ketua Umum partai PSI, Panda lantas membandingkan perjalanan karir Kaesang dengan dirinya,” ungkapnya.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Ade berkesimpulan sikap memandang kaum muda sebagai anak ingusan semacam itu sebenarnya kuat mengakar di PDI Perjuangan.

“Dan kalau sekarang Hasto bilang mereka mempertimbangkan Gibran sebagai salah seorang cawapres Ganjar, ini tentu sebuah perkembangan yang melegakan,” ungkap Ade.

Diirnya juga menilai kehadiran Kaesang dalam politik membuat sedikit banyak perubahan yang terjadi.

“Kaesang jelas merupakan game changer, tiba-tiba saja terjadi perkembangan yang tak terbayangkan sebelumnya, memang di satu sisi terjunnya Kaesang ke PSI merebut perhatian karena dia adalah putra bungsu Presiden jokowi,” jelasnya.

Ade menyatakan keputusan ini bahkan dianggap sebagai isyarat pembangkangan Jokowi atas aturan keluarga PDIP. Jokowi dianggap tidak ingin kedua putranya sama-sama berada di dalam PDIP.

Berita Lainnya:
Tipu Muslihat Sindikat yang Membuat Anak-anak Mau Jadi Pemeran Konten Video Syur di Cirebon

“Ia sengaja mengirimkan Kaesang ke PSI karena dia mungkin menganggap Kaesang akan memperoleh lingkungan yang lebih sehat dan berada di PSI, tapi di sisi lain Kaesang penting dibicarakan karena kehadirannya merepresentasikan sebuah mind set baru tentang anak muda Indonesia,” katanya.

Panda Nababan sempat jadi sorotan publik dan berbagai pihak. Pasalnya, dia menyebut Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai anak ingusan dan belum pantas maju di pilpres 2024.

“Gibran anak ingusan kok, gimana? Nanti anak itu besar kepala, masih belajar dulu lah,” ujar Panda dalam sebuah diskusi pada Senin (26/6/2023).

Panda juga menyebut Gibran perlu waktu panjang di dunia politik. Dia menyinggung soal isu dinasti politik dalam keluarga Presiden Jokowi.

“Dia butuh proses seperti bapaknya, panjang. Nggak langsung ujug-ujug kayak gitu, kayak dinasti aja,” katanya.

Sumber: Gelora


Reaksi & Komentar

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ نَزَّلَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِي الْكِتَابِ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ البقرة [176] Listen
That is [deserved by them] because Allah has sent down the Book in truth. And indeed, those who differ over the Book are in extreme dissension. Al-Baqarah ( The Cow ) [176] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi