BANDA ACEH -Masih berharap suara pemilih Presiden Joko WIdodo (Jokowi) diyakini menjadi salah satu alasan PDI Perjuangan tidak berani mengambil sikap untuk melakukan pemecatan dan menarik menterinya dari kabinet.
Komunikolog Politik dan hukum nasional, Tamil Selvan alias Kang Tamil mengatakan, genderang perang oposisi yang disampaikan Capres Ganjar Pranowo tidak tereskalasi dengan baik.
“Kenapa tidak tereskalasi dengan baik? Sampai hari ini PDIP itu banci. Banci dalam hal apa? PDIP berani tegas kepada menantu Jokowi di Kota Medan kepada Bobby Nasution. Tapi PDIP tidak berani tegas kepada Gibran yang jelas-jelas menjadi cawapresnya Prabowo,” kata Kang Tamil kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (19/11).
Apalagi kata Kang Tamil, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu juga tidak berani tegas kepada Jokowi yang secara jelas di ruang publik memberikan diksi-diksi yang menyindir PDIP.
“Sudah lah, kita nggak usah menutup mata atau membohongi diri, jelas hari ini bahwasanya Jokowi itu mendukung Prabowo. Tapi PDIP tidak pernah dan tidak berani memanggil Jokowi. Nah ini kan jelas, ini yang saya katakan kebancian politik daripada PDIP,” tutur Kang Tamil.
Namun demikian, Kang Tamil meyakini, PDIP tidak tegas terhadap Jokowi karena masih berharap suara pemilih Jokowi juga masuk ke pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
“Hari ini PDIP mau apa? Di satu sisi, PDIP ini nggak suka dan nggak senang dengan apa yang dilakukan Jokowi dan Gibran, tapi di satu sisi PDIP ini masih berharap suara-suara pemilih Jokowi itu juga masuk kepada Ganjar dan Mahfud, nah ini yang saya katakan kebancian politik dari PDIP,” pungkas Kang Tamil.