Jumat, 15/11/2024 - 22:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Takut dengan Dewan Komisaris, Pencalonan Dirut BAS Tidak Diminati Para Pegawai Internal Bank Aceh

BANDA ACEH – Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) atau tim seleksi calon Direktur Utama Bank Aceh Syariah (BAS) yang diketuai MT alias Mirza Tabrani menggandeng Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) dalam proses penjaringan pimpinan bank daerah itu.

Proses penjaringan dilakukan selama 14 hari kerja dimulai dari tanggal 28 Oktober 2022 setelah Mirza Tabrani dan Taqwa bertemu dengan Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki pada Rabu 26 Oktober 2022 siang menjelang petang di Pendopo yang beralamat di Peuniti, Baiturrahman, Banda Aceh.

Setelah bertemu dengan Pj Gubernur Aceh, esok harinya Kamis, tanggal 27 Oktober 2022 petang Komite Remunerasi dan Nominasi (KRN) kemudian menggelar konferensi pers di kantor Diklat BAS Blower Banda Aceh dalam rangka mengumumkan arahan dari Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki sebagai PSP, KRN diminta untuk melakukan seleksi secara terbuka yang diumumkan melalui media, baik lokal maupun nasional secepat mungkin.

Baca Juga: Bank Aceh Syariah Kembali Cari Calon Direktur Utama, KRN: Semua bisa ikut Seleksi

KRN juga menyebutkan dalam konferensi persnya yang diterima HARIANACEH.co.id pada Kamis (27/10/2022) lalu, proses rekruitmen calon Dirut BAS dibuka seluas-luasnya dan ikut melibatkan Lembaga Pengembangan Perbankkan Indonesia (LPPI) untuk melakukan asesmen calon direktur utama.

Menanggapi peristiwa di atas, mantan pensus gubernur Irwandi-Nova dan pengusaha sigar, Zulfan alias James NKRI memberi respon setelah mendapatkan informasi bahwa banyak dari pegawai internal Bank Aceh Syariah yang dinilai punya kopentensi dan integritas namun tidak tertarik untuk ikut mencalonkan diri sebagai calon Direktur Utama BAS. Tentu, sambung James itu jadi pertayaan besar.

“Ada apa?” tanya James mengawali percakapannya dengan wartawan HARIANACEH.coi.id, para Rabu (9/11/2022) di sebuah cafe di Banda Aceh.

“Saya sudah sampaikan sebelumnya kepada teman-teman di HARIANACEH.co.id bahwa Pemegang Saham Pengendali (PSP) BAS dalam hal ini Pj Gubernur Aceh harus segera menggelar RUPS-LB untuk segera menggantikan Dewan Komisaris di Bank Aceh Syariah itu terlebih dahulu agar tidak terjadi kepentingan kubu-kubu terutama kubunya yang diduga sedang dibangun oleh MT dan TQ,” ucap James NKRI.

Pasalnya, tambah James (panggilan akrabnya) menyebutkan TQ dan MT terbukti telah gagal mengharmoniskan lingkup internal pegawai BAS. Hal itu dapat dilihat sampai ke posisi jajaran para direksi dan jabatan-jabatan satu tingkat di bawahnya.

“Dewan Komisaris Bank Aceh Syariah terbukti tidak mampu menjalankan fungsi pengawasannya dengan baik. Profesionalitas seharusnya dikedepankan sebagai lembaga public trust. Kinerja intermediasi dewan komisaris antar sesama pegawai baik di jajaran direksi dan devisi-devisi di lingkup Bank Aceh itu sama sekali belum terbangun yang padahal menurut saya, sinergisitas di sebuah perbankan adalah mutlak dan sangat penting dibutuhkan untuk menjadikan bank itu sehat dalam beroperasi,” tutur James.

James kemudian melanjutkan, kata dia memang aneh bin ajaib kerja dewan komisaris Bank Aceh Syariah ini semenjak diawaki oleh Taqwallah (TQ) setelah dirinya tidak lagi menjabat sebagai Sekda Aceh bersama Ketua KRN Mirza Tabrani (MT) yang saat ini seorang dosen di USK. Menurutnya, TQ dan MT sibuk onani (baca: olah sana olah sini, -red) tak menentu untuk menjaga posisi mereka berdua agar tetap bertengger kursi dewan komisaris.

“Coba teman-teman HARIANACEH.co.id pelan-pelan melihat peristiwa pencalonan dua calon Dirut BAS yang hanya diminta OJK dua orang saja yang akhirnya pula dinyatakan tidak lulus oleh OJK melalui surat kepada Direksi PT Bank Aceh Syariah tertanggal 12 Oktober 2022. Dalam surat itu OJK menyatakan tidak menyetujui Fadhil Ilyas dan M. Razi sebagai calon Direktur Utama karena tidak memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam POJK No. 27/POJK.03/2016 dan SEOJK No.39/SEOJK.03/2016. Saya ikuti semua alur informasi BAS ini ya,” urai James lagi.

James meminta HARIANACEH.co.id untuk melihat dan membaca kembali berbagai pemberitaan arus utama terutama pemberitaan Modus Aceh yang mengurai bagaimana pola rekruitmen calon Dirut BAS yang grasak-grusuk dan mengganggu kepentingan nalar publik menurutnya.

“Masa iya kalian lupa kawan-kawan HARIANACEH.co.id soal pemberitaan Modus Aceh yang berjudul ‘Benarkah Pj Gubernur Aceh Telah Dikelabui Pembisik?‘ dan ‘Melirik Proses Rekrutmen Dirut Bank Aceh Syariah, Menanti Komitmen Pj Gubernur Aceh Benahi Manajemen Bank Aceh‘, di berita itu yang jadi brainstorming kita dan publik tentu tentang munculnya pertanyaan yang menggelitik nalar publik, mengapa Pj Gubenur Aceh waktu itu tetap keukeh mengusulkan nama Fadhil dan Razi? Nampak nggak kira-kira grasak-grusuk yang telah dilakukan Dewan Komisaris saat itu? Ayo siapa pembisik Pj Gubernur Aceh kira-kira?,” tandas pengusaha asal Bireuen itu.

Kemudian James juga melanjutkan pertayaan lainnya, setelah kedua calon Dirut BAS itu dinyatakan tidak lulus oleh OJK, kenapa tiba-tiba Dewan Komisaris menunjuk Bob Rinaldi sebagai Plh (pelaksana harian) Dirut Bank Aceh Syariah? 

“Berbagai rangkaian peristiwa yang terjadi di BAS dari masa akhir jabatan Nova Iriansyah sebagai Gubernur Aceh dan kemudian digantikan oleh Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, kenapa tiba-tiba TQ dan MT serta kawan-kawannya menunjuk Bob Rinaldi sebagai Plh PT. Bank Aceh Syariah?, padahal kalau kita pahami nomenklatur BAS dan Good Corporate Governance (GCG), level wewenang jabatan direksi di BAS itu jelas diuraikan urutannya, pertama: Direktur Utama, kedua: Direktur Operasional, ketiga: Direktur Bisnis, keempat: Direktur Dana dan Jasa dan terakhir adalah Direktur Kepatuhan. Maka, terlihat jelas seharusnya yang menjadi Plh setelah Haizir Sulaiman adalah Direktur Operasional,” James mengurainya kepada HARIANACEH.co.id.

Di akhir, James NKRI alias Zulfan mendesak Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP) untuk segera melaksanakan RUPS-LB agar tidak lagi terjadi dan muncul kepentingan-kepentingan kelompok di tubuh Internal Bank Aceh Syariah itu yang diawaki oleh MT dan TQ.

“Kawan-kawan pegawai Bank Aceh menyebutkan ke saya, mereka takut untuk ikut terlibat mencalon diri dalam proses rekruitmen calon Dirut BAS karena keberadaan Mirza Tabrani dan Taqwallah, bahkan saya juga mendapatkan informasi tentang MT ini yang selalu saja menyebutkan kalimat arahan dari pak Pj Gubernur Aceh saat berbicara dengan internal pegawai Bank Aceh, ditambah lagi akibat ketakutan itu, saya menduga banyak calon kandidat yang mendaftarkan diri sebagai calon Dirut BAS justru berasal dari Bank Syariah Indonesia (BSI), kenapa mereka pegawai di internal BAS takut sama Mirza Tabrani?, maka dari itu saya mendesak pak Pj Gubenur Aceh untuk segera mendemisionerkan terlebih dahulu para dewan komisaris itu,” tutup James mengakhiri percakapannya dengan HARIANACEH.co.id.[]


Reaksi & Komentar

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ أُولَٰئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ البقرة [121] Listen
Those to whom We have given the Book recite it with its true recital. They [are the ones who] believe in it. And whoever disbelieves in it - it is they who are the losers. Al-Baqarah ( The Cow ) [121] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi