Sabtu, 16/11/2024 - 23:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Teuku Riefky: Aceh Tidak Bisa Dipisahkan dari Seni dan Budaya

BANDA ACEH – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Teuku Riefky Harsya (TRH) mengatakan negara Indonesia dan khususnya provinsi Aceh penuh dengan keberagaman seni dan budaya yang tidak dapat dipisahkan.

“Apalagi di Aceh, karya seni yang hadir dan dinikmati saat ini kental dengan nilai-nilai budaya dan religiusitas,” kata TRH, Selasa secara virtual.

Pernyataan tersebut disampaikan TRH dalam acara Webinar yang bertajuk “Modernisasi Seniman Kebudayaan Tradisional di Aceh” yang diselenggarakan secara virtual zoom, Selasa (20/6/2023).

Riefky menyampaikan, seni dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah budaya. Di mana seni merupakan ungkapan ekspresi yang dihasilkan dengan melibatkan keterampilan diiringi dengan imajinasi kreativitas manusia, sehingga menjadi sebuah karya tertentu dan memiliki nilai-nilai yang tinggi.

Namun, semuanya juga harus sadar bahwa modernisasi yang berkembang pesat saat ini secara perlahan telah berimbas kepada keadaan.

“Di mana seni kebudayaan seakan-akan sulit untuk dijadi daya tarik generasi muda. Sering kebudayaan tradisional dianggap usang, tidak relig dengan perkembangan zaman, dan hal ini bisa saja terjadi juga Aceh,” tuturnya.

Kata anggota DPR RI asal Aceh ini, di era globalisasi ini kebudayaan tradisional Aceh mulai mengalami penurunan minat tanpa disadari dan mulai tergantikan dengan budaya luar yang masuk ke Aceh.

Tak sedikit generasi muda yang menganggap dan memandang seni dan budaya Aceh sebagai seni masa lalu yang cenderung kuno dan sudah ketinggalan zaman.

Sebaliknya budaya barat dianggap lebih mencitrakan gairah anak muda, lebih fleksibel, ekspresif dan kekinian. Tetapi yang harus dipahami sudah banyak impian untuk mempertahankan kebudayaan dengan berbagai cara.

“Namun, masih saja perlu perhatian khusus karena kita dianggap dengan eksis yang tentunya dengan karya-karya luar yang mudah terserap, imbas dari modernisasi,” ujarnya.

Menurut TRH, yang meninggalkan budayanya adalah bangsa rugi dan tidak memiliki identitas. Apalagi bagi orang Aceh seni dan budaya memiliki banyak sekali potensi dan nilai-nilai yang sangat tinggi, yang dapat ditunjukkan kepada dunia luar sebagai identitas dan kebanggaannya sebagai bangsa Aceh.

“Karenanya, kita perlu serius dalam melestarikan nilai dan seni budaya di Aceh, salah satu cara untuk memperkenalkan kesenian tradisional adalah dengan mengakulturasikan dengan karya modern. Artinya, modernisasi dengan seni dan seni budaya harus bersinergi dan berjalan beriringan,” ungkap Sekjen DPP Partai Demokrat itu.

TRH menambahkan, pendekatan modern merupakan kunci melestarikan seni tradisional Aceh. Pendekatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk melahirkan karya seni dengan citarasa kekinian yang berbasis pada seni budaya Aceh tanpa menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Pihaknya di Komisi I DPR RI berkomitmen untuk terus mendorong program-program pengembangan peningkatan kualitas generasi Indonesia.

“Program-program yang dapat menambah pemahaman dan wawasan anak bangsa, khususnya terkait pemanfaatan teknologi dan informasi digital dan upaya melestarikan budaya lokal sebagai identitas bangsa,” pungkas TRH.[]


Reaksi & Komentar

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ البقرة [256] Listen
There shall be no compulsion in [acceptance of] the religion. The right course has become clear from the wrong. So whoever disbelieves in Taghut and believes in Allah has grasped the most trustworthy handhold with no break in it. And Allah is Hearing and Knowing. Al-Baqarah ( The Cow ) [256] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi