BANDA ACEH – Kebijakan yang diambil pemerintah semakin mengkhawatirkan masa depan anak bangsa. Pasalnya, generasi penerus berpotensi akan lupa dengan sejarah bangsanya sendiri.
Kekhawatiran ini sebagaimana diungkap Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule yang miris dengan keputusan pemerintah menetapkan harga masuk kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah sebesar Rp 750 ribu. Menurutnya, tarif itu tidak masuk akal bagi masyarakat kecil.
“Oligarki makin merusak, mengkhawatirkan. Sejarah bangsa tak lagi milik seluruh rakyat, tetapi hanya akan jadi milik orang kaya,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (6/6).
Iwan Sumule menekankan bahwa sejarah bangsa adalah kewajiban bagi negara untuk memperkenalkannya kepada generasi masa depan. Apalagi, pendiri bangsa, Bung Karno, telah mewanti-wanti untuk Jasmerah (jangan sekali-kali melupakan sejarah).
Atas alasan itu, Iwan Sumule menilai upaya yang bisa mengaburkan sejarah bangsa Indonesia ini harus dilawan.
“Sejarah bangsa yang semestinya diperkenalkan, diketahui dan dimiliki seluruh bangsa, dikomersialkan dan dihegemoni kaum berpunya. Satukan kata, lawan!”
Harga tiket masuk kawasan Candi Borobudur mengalami perubahan seiring pembatasan 1.200 wisatawan per hari.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan bahwa pihaknya sepakat untuk membatasi kuota turis, dengan biaya 100 dolar AS untuk wisatawan mancanegara dan turis domestik sebesar Rp 750 ribu. Adapun untuk pelajar dikenai biaya Rp 5.000.