BANDA ACEH – Kunjungan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di KTT BRICS Rusia pada Rabu, 23 Oktober 2024 dikecam keras oleh pemerintah Ukraina. Ini adalah kunjungan pertama Guterres di tanah Rusia sejak perang Ukraina meletus Februari tahun 2022 lalu.
KTT BRICS juga merupakan forum internasional terbesar yang digelar di negara itu selama perang dan Presiden Vladimir Putin diduga ingin menggunakannya untuk menunjukkan bahwa upaya Barat mengisolasi Moskow di panggung dunia telah gagal.
Sekitar 20 pemimpin dunia, termasuk Tiongkok, India, Turki, dan Iran, berada di pusat kota Kazan, di mana mereka akan membahas topik-topik seperti pengembangan sistem pembayaran internasional yang dipimpin BRICS dan konflik di Timur Tengah.
Menurut laporan Kremlin, Guterres dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan Putin pada hari Kamis, 24 Oktober 2024 di mana keduanya akan membahas konflik Ukraina.
Kyiv telah mengecam keras perjalanan Sekjen PBB ke Moskow. Terlebih Guterres tidak hadir dalam KTT Perdamaian yang digelar Ukraina di Swiss.
“Sekretaris Jenderal PBB menolak undangan Ukraina untuk menghadiri KTT Perdamaian Global pertama di Swiss. Namun, ia menerima undangan ke Kazan dari penjahat perang Putin,” kata kementerian luar negeri dalam sebuah posting di X.
Juru bicara Guterres mengatakan perjalanan tersebut merupakan bagian dari kehadiran rutin kepala PBB di BRICS.
BRICS adalah suatu forum kerja sama yang dibentuk Brazil, Rusia, India, RRT dan Afrika Selatan untuk membahas isu-isu global terkini.
Pada awal tahun 2024, sejumlah negara lain yakni UAE, Iran, Mesir, Ethiopia telah bergabung menjadikan keanggotaannya kini 9 negara.
KTT BRICS dengan negara-negara berkembang mengusung tema “BRICS and Global South: Joint Building of a Better World”.
Presidensi Rusia telah mengundang negara-negara anggota BRICS, negara-negara non-anggota BRICS, dan organisasi internasional seperti Commonwealth of Independent States (CIS), Shanghai Cooperation Organization (SCO), dan Eurasian Economic Comission (EEC).