Minggu, 17/11/2024 - 08:57 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

UKT Semakin Mahal, Kampus Muhammadiyah di Flores justru Bolehkan Mahasiswa Bayar Kuliah Pakai Pisang

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Saat itu kisruh kenaikan UKT (uang kuliah tunggal) di sejumlah kampus Indonesia mendapat beragam respon dari masyarakat.Ada yang setuju, tapi lebih banyak yang tidak setuju karena dianggap memberatkan.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Di tengah gonjang-ganjing kenaikan UKT ini, Universitas Muhammadiyah Maumere di Kabupaten Sikka, Pulau Flores justru meringankan beban orang tua dan mahasiswa.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Sebab, Universitas Muhammadiyah Maumere membolehkan mahasiswa membayar uang kuliah dengan hasil pertanian dan hasil laut.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Dilansir dari Tribun Flores, Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere, Erwin Prasetyo mengatakan, kebijakan membayar sumbangan biaya pendidikan (SBP) menggunakan hasil bumi sudah dilakukan sejak tahun 2018.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Registrasi membayar sumbangan biaya pendidikan menggunakan hasil bumi itu sejak sebelum Covid-19,” ungkap Erwin, Sabtu (25/4/2024). 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Erwin Prasetyo menuturkan, tercetusnya pembayaran biaya kuliah menggunakan hasil bumi ini berawal pada tahun 2018, ada seorang mahasiswi yang mengeluh tak mampu membayar biaya semesteran.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Mahasiswi itu mendatanginya dan mengungkapkan bahwa keluarganya sedang mengalami keterbatasan uang tunai.

“Waktu itu pas mau UTS. Mahasiswa itu mengeluh tidak bisa membayar karena tunggakan waktu itu sekitar 1 Juta lebih,”ujarnya 

Datang dari keluarga petani, mahasiswi itu kemudian berdiskusi dengan Rekor Universitas Muhammadiyah, dan mahasiswi itu mengaku banyak hasil panen kebun yang sedang sulit terjual. 

Berita Lainnya:
Teka-teki Bekingan AK hingga Bisa Kendalikan Situs Judol padahal Tak Lolos Seleksi di Komdigi

“Dari diskusi itu, mahasiswi itu menawarkan bahwa di kampung ada pisang, kelapa tapi mau dibawa ke kota untuk dipasarkan ia bingung takutnya tidak laku karena tidak terbiasa berdagang di pasar,”jelasnya

Dikatakan Erwin, biasanya pembeli dari kota langsung ke kampung untuk membeli hasil bumi ke kampung namun saat menjelang ujian akhir sekolah itu tidak ada pembeli dari kota yang membeli hasil bumi ke kampung.

Ia pun diskusi bersama beberapa pengambil kebijakan di kampus Universitas Muhammadiyah ini tentang mekanisme pembayaran kuliah dengan hasil bumi. Akhirnya, keputusan diambil dan Erwin mengarahkan mahasiswi itu untuk membawa hasil kebun itu ke kampus.

Erwin menyebutkan, hasil bumi yang dibawa mahasiswa ke ke kampus antara lain, Kemiri, Kakao, Kelapa, Cengkeh, Vanili, Pisang, Alpukat, Mente, hasil tenunan dan bahkan hasil laut. 

Mereka membantu menjualkan hasil bumi itu ke Pulau Jawa dan Makassar.

Selain itu dijual kepada sivitas akademika di Universitas Muhammadiyah Maumere.

Di luar dugaan, ternyata kampus justru bisa membantu memasarkan barang dengan harga yang layak itu sehingga hasilnya bisa untuk membayar kuliah.

Pada tahun 2023 lalu, pihak kampus menerima hasil bumi berupa kemiri kemudiaan menyewa gudang untuk penyimpanan hasil bumi dan menyiapkan satu unit mesin pemecah kemiri dan mesin Freezer atau mesin pembeku kemudian dikirim ke Jawa dan Makasar.

Berita Lainnya:
Agar Tak Tumpang Tindih, Layanan "Lapor Mas Wapres" Sebaiknya Fokus Aduan Khusus

“Banyak yang menyetor kemiri waktu itu, prospeknya bagus,” ujarnya.

Rencananya, Universitas Muhammadiyah Maumere akan menggandeng UMKM untuk memproduksi minyak kemiri dan melatih mahasiswa untuk berwirausaha.

“Kedepannya kita rencana menggandeng UMKM untuk memproduksi minyak kemiri dan melatih mahasiswa untuk berwirausaha,”jelasnya

Sistem itu akhirnya diterapkan hingga saat ini. Hampir setiap tahun, selalu ada mahasiswa yang membayar kuliah dengan membawa hasil bumi ke kampus. 

Selain panenan dari kebun, ada pula yang membawa hasil tangkapan laut.

Sejak berdiri pada tahun 2013 silam, perguruan tinggi Muhammadiyah ini menerapkan kebijakan biaya angsuran kuliah tiga kali dalam satu semester.

 Sebelum mulai kuliah, saat UTS, dan pada saat UAS.

Kebijakan alternatif membayar biaya kuliah menggunakan uang cash dan hasil bumi ini merupakan kebijakan kampus untuk menjembatani untuk memudahkan masyarakat di Kabupaten Sikka untuk menikmati atau merasakan perguruan tinggi dan bisa mendapatkan gelar sarjana.

Universitas Muhammadiyah Maumere juga biasa menerima beasiswa KIP (kartu Indonesia Pintar) kuliah yang reguler dan aspirasi wakil rakyat.

Ada beasiswa LazisMu yang berasal dari Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah. Saat ini, Jumlah mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Maumere mencapai 600 lebih mahasiswa.

1 2

Reaksi & Komentar

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ البقرة [125] Listen
And [mention] when We made the House a place of return for the people and [a place of] security. And take, [O believers], from the standing place of Abraham a place of prayer. And We charged Abraham and Ishmael, [saying], "Purify My House for those who perform Tawaf and those who are staying [there] for worship and those who bow and prostrate [in prayer]." Al-Baqarah ( The Cow ) [125] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi