Senin, 18/11/2024 - 22:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Umar Bin Khattab Tolak Makan Enak Saat Rakyatnya Kelaparan

UMAR bin Khattab RA adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang menjadi khalifah dan bergelar amirul mukminin. Pada suatu waktu kepemimpinannya, wilayahnya dilanda paceklik karena musim kemarau. Saat situasi seperti itu, Umar memberikan keteladanannya sebagai pemimpin.

Dalam sebuah riwayat yang ditulis dalam buku Sang Legenda Umar bin Khattab karya Yahya bin Yazid al-Hukmi al-Faifi, Abdullah meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya. Dalam riwayatnya, Umar bin Khattab selalu puasa dahr (sepanjang tahun). Ketika pada musim kemarau, rakyat dilanda kelaparan.

Umar bin Khattab selaku khalifah selalu membawa roti jika pulang petang hari. Apabila Umar telah tiba di rumah, roti itu hanya disiram minyak dan disantap untuk berbuka puasa.

Pada suatu hari, beberapa orang menyembelih unta untuk dibagikan kepada rakyat. Ketika Umar bin Khattab mendapatkan bagian yang enak, yaitu punuk dan hati unta yang disembelih, Umar bertanya, “Dari mana kalian mendapatkan ini?” Mereka menjawab, “Dari unta yang disembelih tadi siang!”

Umar berkata, “Wah, celaka! saya adalah seorang pemimpin yang terburuk jika saya mendapatkan yang bagus-bagus saja, sementara rakyat mendapatkan sisa-sisanya. Angkat daging ini dan berikan saya makanan selain ini!”

Kemudian, Umar diambilkan roti dan minyak, lalu roti itu dicabik-cabik dengan berkata, “Kemarilah hai Yarfa (seorang pelayan Umar), bawa makanan dan minyak ini dan antarkan kepada keluarga Rasulullah SAW. Sudah tiga hari saya tidak melihat mereka. Sepertinya mereka sudah kelaparan.” (*)


Reaksi & Komentar

وَالْمُطَلَّقَاتُ يَتَرَبَّصْنَ بِأَنفُسِهِنَّ ثَلَاثَةَ قُرُوءٍ ۚ وَلَا يَحِلُّ لَهُنَّ أَن يَكْتُمْنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ فِي أَرْحَامِهِنَّ إِن كُنَّ يُؤْمِنَّ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ وَبُعُولَتُهُنَّ أَحَقُّ بِرَدِّهِنَّ فِي ذَٰلِكَ إِنْ أَرَادُوا إِصْلَاحًا ۚ وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ البقرة [228] Listen
Divorced women remain in waiting for three periods, and it is not lawful for them to conceal what Allah has created in their wombs if they believe in Allah and the Last Day. And their husbands have more right to take them back in this [period] if they want reconciliation. And due to the wives is similar to what is expected of them, according to what is reasonable. But the men have a degree over them [in responsibility and authority]. And Allah is Exalted in Might and Wise. Al-Baqarah ( The Cow ) [228] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi