Sabtu, 16/11/2024 - 00:27 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Umbar Janji Manis, Para Capres Disebut Alergi Bahas Utang di Hadapan Pengusaha

Debat-pertama-pilpres-2024-3-capres-ada-anies-Prabowo-ganjar.jpg” width=”640″/>BANDA ACEH  – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin memandang calon presiden (capres) hanya memberikan janji manis dalam forum yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Menurutnya, ketiga capres memaparkan program visi misinya dan masih bersifat normatif.

Ujang menuturkan di masa kampanye para capres menebar janji sah-sah saja menyesuaikan kelompok yang dihadapi.

“Semuanya berbasis pada siapa yang dihadapi kalau pengusaha Kadin visi misi disesuaikan. Kalau yang dihadapi guru ataupun petani berbeda lagi kepentingan visi misinya,” katanya kepada Tribun Network, Sabtu (13/1/2024).

Ujang mengatakan janji-janji capres tersebut bertujuan untuk sekadar mengambil simpati pengusaha.

Menarik suara dari kelompok anggota Kadin, imbuh dia, cukup signifikan soal realisasi lihat nanti.

Sebaliknya, kalangan pengusaha juga berharap memiliki kedekatan dengan penguasa demi kelancaran bisnisnya.

“Kalau pengusaha itu kan cenderung ingin usahanya lancar, ingin nempel kepada kekuasaan, lalu buruh tidak banyak protes. Lalu mendapatkan untung banyak,” ungkapnya.

Dosen Universitas Al-Azhar itu menyampaikan bahwa wajar apabila para capres sebatas membicarakan hal-hal yang menguntungkan bagi pengusaha.

Para capres dinilainya enggan berbicara masalah utang negara yang angkanya mencapai Rp8 ribu triliun lebih.

“Saya melihat mengapa tidak para capres tidak berbicara utang, mungkin karena masalah tersebut sensitif dan membahas itu menjadi sesuai yang alergi bagi capres ataupun bagi pengusaha,” urai Ujang.

Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Diana Dewi menyebut kalangan pengusaha berharap calon presiden yang terpilih nanti dapat memperhatikan isu pembangunan di daerah.

Dia mengatakan kebijakan di daerah sering kali berbeda dengan kebijakan di pemerintah pusat.

Hal tersebut dinilai dapat menyebabkan kesenjangan, lantaran pembangunan yang tidak merata antara pusat dan daerah.

“Kami selalu mendapatkan kebijakan di daerah yang terkadang berbeda dengan kebijakan pusat,” ujar Diana.

Karena itu, diharapkan pemerintah pusat betul-betul memperhatikan kebijakan di daerah.

Ia mencontohkan, pembangunan di DKI Jakarta yang lebih pesat dibandingkan dengan pembangunan di daerah.

“Pembangunan di DKI Jakarta yang mampu membuat pelaku usaha memiliki daya saing global dan talenta unggul juga perlu diimplementasikan pada pembangunan di daerah,” tutur Diana.

Ia menyampaikan, dunia usaha di daerah juga dapat turut mendorong pembangunan Visi Indonesia Emas 2045.

Dengan begitu diharapkan juga agar para capres memperhatikan pembangunan kota sebagai penyokong pertumbuhan ekonomi.

“Jadi, visi pembangunan dengan sudut pandang pemerataan di kota dan kabupaten harus digarisbawahi,” kata Diana.

Diketahui, Kadin Indonesia berkolaborasi dengan Kadin DKI Jakarta memfasilitasi dialog bersama calon presiden (capres) yang berfokus pada pembahasan Visi Indonesia Emas 2045.

Kadin menyoroti tantangan perekonomian dari dalam dan luar negeri yang berpotensi memengaruhi target pertumbuhan perekonomian, termasuk pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Sehingga visi, misi, maupun program ekonomi yang ditawarkan para capres diharapkan oleh dunia usaha dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi pertumbuhan bisnis serta sejalan dengan Visi Indonesia Emas 2045.

1. Anies Baswedan

Calon Presiden nomor urut 01 Anies Baswedan, menyampaikan visinya untuk membangun ekonomi yang berkualitas, yakni dengan pemerataan dan berkelanjutan.

Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber pada acara Dialog Capres Bersama Kadin Menuju Indonesia Emas 2045 di Djakarta Theater, Kamis (11/1/2024) malam.

“Kita menginginkan ada kesetaraan kesempatan, kesetaraan untuk bisa tumbuh. Pertumbuhan yg diiring pemerataan dan keberlanjutan,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Kenapa harus merata? Karena kita ingin membangun Indonesia. Kenapa harus berkelanjutan? Karena kita ingin Indonesia bisa terus digunakan oleh anak cucu kita,” lanjutnya.

Sebab itu, Anies mencanangkan program Satu Perekonomian.

1 2 3

Reaksi & Komentar

وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ البقرة [167] Listen
Those who followed will say, "If only we had another turn [at worldly life] so we could disassociate ourselves from them as they have disassociated themselves from us." Thus will Allah show them their deeds as regrets upon them. And they are never to emerge from the Fire. Al-Baqarah ( The Cow ) [167] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi