BANDA ACEH – Eks Kabareskrim Polri, Susno Duadji meminta agar hakim praperadilan dan polisi untuk mengugurkan saja pernyataan saksi-saksi baru yang muncul dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky Cirebon.
Diketahui, kasus pembunuhan yang menimpa Vina dan Eky Cirebon pada 2016 lalu kembali memunculkan saksi mata di malam kejadian. Sosok Melmel dan Aep muncul secara tiba-tiba dan bersaksi menyaksikan kejadian nahas yang menimpa Vina dan Eky di Cirebon 2016 silam.
Fakta-fakta baru yang diungkap oleh Melmel seolah mematahkan kubu Pegi Setiawan dan kawan-kawan yang selama ini membantah segala tudingan yang diarahkan kepada mereka.
Munculnya sosok Melmel ini sebagai saksi justru disebut bohong oleh Susno Duadji, eks Kabareskrim Polri. “Saksi yang terakhir muncul namanya Melmel.
Ya kalau itu kan jelas saksi, kalau saya belum memeriksanya saja saya sudah tahu bahwa ini pasti bohong ya,” ujar Susno dalam acara AKIM tvOne, dikutip Minggu (2/6/2024). Tak hanua Melmel, Susno juga menyebut bahwa sosok saksi bernama Aep juga berbohong dalam pernyataannya. “Yang kedua yang paling bohong lagi siapa namanya Aep ya.
Si Aep ini bohong, ini wajar ini dimasukkan ke dalam sel ya kalau dia,” ungkapnya. Susno mengatakan bahwa Aep pernah diminta menjadi saksi saat 2016 lalu.
Namun Aep rupanya tidak hadir saat dipanggil untuk dimintai keterangan. “Apalagi dia sudah pernah menjadi saksi dalam perkara persidangan sebelumnya, tapi dia gak hadir kalau tidak salah.
Mengapa saya katakan dia wajar dimasukkan di dalam sel dan dipenjara dan diproses pidana, sesuatu yang tidak mungkin gitu, imposible,” jelasnya. Susno membantah semua pernyataan Aep yang menyebutkan bahwa ia menyaksikan peristiwa pembunuhan Vina dan Eky delapan tahun silam.
“Kenapa dia katakan dia melihat peristiwa itu delapan tahun yang lalu, kemudian dia berdiri di depan warung dari bengkel dan warung itu tidak ada jarak. Dia berdiri dengan peristiwa sekitar 100 meter malam hari, dia tahu naik apa, namanya mereka sepeda motornya, kemudian wajahnya,” katanya.
“Udahlah yang begini-begini mohon hakim khususnya hakim pra-peradilan yang akan menyidangkan ini,” sambungnya.
Susno bahkan meminta agar polisi menggugurkan penyataan dari Aep karena dianggap tak wajar. “Kalau keterangan saksi itu dipakai oleh Polri gugurkan saja. Misalnya kesaksian itu di depan sidang ya ini wajar untuk diminta Polri menyidik bahwa dia kesaksian bohong,” tegas Susno.
Ia juga menperingatkan agar saksi-saksi yang baru nongol seperti Aep dan Melmel ini diabaikan. “Tapi kita berharap bahwa termasuk saksi yang baru nongol ini Melmel ini, jadi udahlah saksi yang begitu-begitu tidak terlalu diutamakan.
Apa yang harus diutamakan sekarang adalah saksi benda mati yang selalu diagungkan oleh polisi dan para penegak hukum,” kata Susno.
Susno menegaskan bahwa daripada mendengarkan kesaksian saksi yang belum tebtu benar lebih baik terfokus dengan narang bukti yang ada. “Berkali-kali saya katakan adakah sidik jarinya, adakah handphonenya.
Kemudian dari handphone itu bisa dilihat BTSnya, bisa dilihat WA, bisa dilihat percakapan kemudian adakah DNA hasil laboratorium ini kan kasus tentang kasus perzinahan kan adakah DNA sperma Pegi disitu.” “Nah kemudian cocokkah visum dengan luka di baju, kan katanya ditusuk di dada kemuda bajunya akan luka.
Kalau ini semua tidak ada termasuk CCTV dan hanya mengandalkan keterangan saksi yang tidak saling mendukung satu persatu maka ini harus dikeluarkan dan kalau di pra-peradilkan untuk dia jadi tersangka maka ini penahanannya dia jadi tersangka tidak sah,” jelasnya. Susno mengatakan bahwa banyaknya saksi yang muncul itu masih berstatus lemah.
Meskipun demikian ini meyakini bahwa Pegi yang ditangkap oleh polisi adalah Pegi yang membunuj Vina dan Eky. “Kita hargai Polri, berkali-kali saya tekankan saya hargai kenapa? Setelah berhasil menangkap Pegi, kalau Pegi sudah tidak diragukan lagi 100 persen karena ibunya mengatakan betul dia Pegi, betul anak sata raportnya Pegi segala macam Pegi betul.” “Tapi yang jadi persoalan sekarang bukan nama Peginya.
Apakah ini pelaku pembunuhan dan pemerkosaan ini yang belum dibuktikan,” beber Susno. Diberitakan sebelumnya, Melmel membeberkan detik-detik kejadian penyiksaan Vina dan Eky di malam pembunuhan 2016 silam oleh Pegi dan kawan-kawan.
Melmel dengan gamblang mengaku mengetahui peristiwa penyiksaan yang dilakukan anggota geng motor Pegi dan kawan-kawan terhadap Vina dan Eky. Melmel mengungkap lokasi penyiksaan Vina dan Eky malam itu berada di Gang Bakti I seberang SMP 11 Cirebon.
“Lokasi itu (penyiksaan) di Gang Bakti I, pas depannya SMP (SMP 11 Cirebon) itu kan ada gang masuk ke dalam tuh,” katanya kepada tvOne, Kamis (30/5/2024).
Melmel awalnya mengajak seorang penjaga warung untuk mengecek kondisi di dalam Gang Bakti 1 tersebut. Namun sang penjaga warung mengaku ketakutan dan tidak berani mengecek kondisi di dalam gang tersebut.
“Udah saya enggak berpikir panjang-panjang lagi, saya langsung masuk ke dalam (gang), ibaratnya saya ngendap-ngendap ke dalam,” tuturnya. “Di situ sudah ramai, sudah ada pemukulan.
Saya lihat si Eky ini dipukul yang pertama. Eky disiksa pertama,” ungkapnya. Di malam mencekam itu, Melmel mengaku melihat banyak orang yang melakukan penyiksaan, bahkan lebih dari 10 orang.
“Saya sempat mau maju, tapi saya takut-takut juga, karena posisi saya sendirian,” tambahnya. Menurutnya malam itu memang sepi, tidak ada orang sama sekali, hingga Melmel tidak bisa meminta pertolongan orang lain.
“Setelah Eky dipukul, saya lihat juga sudah enggak bergerak kayaknya dia tuh, baru si Vina yang disiksa,” tuturnya. Melmel menyebut aksi penyiksaan Vina dan Eky berlangsung sekitar satu jam lebih.
“Begitu sudah selesai mereka mau pulang itu saya langsung lari. Pertama yang keluar beberapa motor Vina dan Eky tuh dipeluk dibonceng tiga. Jadi Vina ditaruh di tengah sambil ditutup mukanya pakai jaket,” bebernya.
Setelah menjauh dari rombongan, Melmel kemudian mencoba mengikuti para pelaku malam itu menuju jembatan atau Jalan Layang Talun, lokasi dibuangnya jasad Vina dan Eky.
“Sempat di bawah jembatan, habis di bawah jembatan entah kenapa langsung dibawa naik ke atas. Di atas itu terakhir dibuangnya si Eky dan Vina,” ungkapnya.
Menurutnya malam itu penerangan jalan sangat terang sehingga Melmel dapat melihat wajah para pelaku. “Saka Tatal ada, terus yang saya tahu si Ucok, entah siapa namanya panggilannya di geng motor saya enggak tahu karena saya hanya mengenal si Egi (Pegi) saja,” katanya.
Setelah para pelaku menaruh jasad Vina dan Eky di Jalan Layang Talun, sebagian pelaku pergi. Tapi enggak semuanya pergi, kayak sudah dibagi-bagi tugas harus kemana. Setelah sepi baru saya datangin menghampiri si Eky,” tuturnya