Setelah dua tahun penangguhan hukuman mati, hukuman Sun dapat diubah menjadi penjara seumur hidup sesuai dengan hukum, tetapi tidak ada pengurangan lebih lanjut atau pembebasan bersyarat yang akan diberikan kepadanya, kata pengadilan.
Kampanye anti-korupsi yang dimulai oleh Xi, 69, setelah ia berkuasa pada 2012 mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh China karena lebih dari satu juta pejabat, termasuk puluhan perwira tinggi militer, dihukum.
Jika disahkan untuk masa jabatan ketiga, dia akan menjadi pemimpin BPK pertama setelah pendiri Mao Zedong yang terus berkuasa lebih dari dua periode dan mungkin seumur hidup.
Pengamat: Presiden Xi Berpotensi akan Dicopot
Sementara, seorang pengamat China, Roger Garside, percaya Presiden Xi berpotensi dicopot dari jabatannya dalam skenario “kudeta” yang dilakukan oleh komplotan pro-demokrasi.
Selama ini, Xi Jinping selalu dinilai sebagai sosok kuat dan dilihat secara luas sebagai pemimpin yang paling berkuasa di China sejak kepemimpinan Ketua Mao. Namun, mantan diplomat Roger Garside memprediksi, isu kudeta yang akan dilakukan oleh saingannya di Partai Komunis China, berpotensi melengserkan Xi dari kursinya.
“Kediktatoran totaliter ini secara lahiriah kuat tetapi lemah di dalam,” ujar Roger Garside, dikutip dari DW News. “Hal itu perlu dilakukan untuk membantu oposisi internal rezim totaliter Xi Jinping”.
Roger Garside menyinggung soal ancaman utama bagi Presiden Xi Jinping adalah orang yang berada dalam jajaran teratas Partai Komunis.
Roger Garside yakin momen China membebaskan diri akan terjadi. “Tapi dengan kekuatan eksternal yang bekerja juga. AS dan sekutunya harus mengadopsi strategi yang lebih agresif terhadap China,” kata Roger.
Untuk pertama kalinya baru-baru ini, Presiden Xi mendapatkan protes keras dari orangtua siswa. Para orangtua menilai buku pelajaran sekolah yang menyingung soal propaganda pro-pemerintahan seperti gaya Korea Utara.
Propaganda yang dilakukan Presiden Xi dinilai mulai seperti diktaktor China Mao Zedong dan sangat mengganggu: “Kami tidak ingin anak saya yang berusia 10 tahun menjadi sasaran omong kosong semacam ini”.