Mengingat pentingnya minat dalam belajar, Ovide Declory (1871-1932) mendasarkan sistem pendidikan pada pusat minat yang pada umumnya dimiliki oleh setiap orang yaitu minat terhadap makanan, perlindungan terhadap pengaruh iklim (pakaian dan rumah), mempertahankan diri terhadap macam-macam bahaya dan musuh, bekerja sama dalam olah raga (dalam. Mursela dan Usman, M. Uzer, 2005:27).
Mursell dalam bukunya Succesfull Teaching (dalam Uzer, M. Usman, 2005:29), memberikan suatu klasifikasi yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajran kepada siswa. Ia mengemukakan 22 macam minat yang diantaranya ialah bahwa anak memiliki minat terhadap belajar. Dengan demikian, pada hakekatnya setiap anak berminat terhadap belajar, dan guru sendiri hendaknya berusaha membangkitkan minat terhadap belajar
4. Hakikat Belajar PAI
PAI didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan agama yang tersusun secara sistematis. Perkembangan PAI tidak hanya ditandai dengan adanya fakta, tetapi juga oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat PAI.
Secara rinci hakikat PAI menurut Bridgman (dalam Lestari, 2001:7) adalah sebagai berikut:
- Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep PAI selalu dapat dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
- Observasi dan eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat memahami konsep-konsep PAI secara tepat dan dapat diuji
- Ramalan (prediksi); merupakan salah satu asumsi penting dalam PAI bahwa misteri beriman kepada Allah dan rasul-Nya ini dapat dipahami dan memiliki Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat diprediksikan secara tepat.
- Progresif dan komunikatif; artinya PAI itu selalu berkembang ke arah yang lebih sempurna dan penemuan-penemuan yang ada merupakan kelanjutan dari penemuan
- Proses; tahapan-tahapan yang dilalui dan itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah dalam rangkan menemukan suatu
- Universalitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat PAI, dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah kemudian diperoleh hasil (produk).
5. Proses Belajar Mengajar PAI
Proses dalam pengertian disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan (inter independent) dalam ikatan untuk mencapai tujuan (Usman, 2000: 5).
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan Burton bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti. (dalam Usman, 2000:5).
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggungjawab moral yang cukup berat untuk mencerdaskan peserta didik. Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.
Proses belajar mengajar merupakan suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegangn peran utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar (Usman, 2000:4).
Sedangkan menurut buku Pedoman Guru Pendidikan, proses belajar mengajar dapat mengandung dua pengertian, yaitu rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi program tindak lanjut (dalam Suryabrata, 1997:18).
Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar PAI meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran PAI.
6. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa diberitahukan atau diceramahkan saja (Suryabrata, 1997:1972). Metode pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan melalui proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri (Hudojo, 1988, 114). Metode pembelajaran yang ekstrim seperti ini sangat sulit dilaksanakan karena peserta didik belum sebagai ilmuwan, tetapi mereka masih calon ilmuwan. Peserta didik masih memerlukan bantuan dari pengajar sedikit demi sedikit sebelum menjadi penemu yang murni. Jadi metode pembelajaran yang mungkin dilaksanakan adalah metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan demikian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara maksimum baik pengajar maupun pesertra didik.