BANDA ACEH – Universitas Syiah Kuala (USK) menyambut 90 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di penjuru Indonesia yang mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) II di Kampus ini (inbound).
Penyambutan para mahasiswa tersebut dirangkai dalam kegiatan gala dinner yang turut dihadiri Rektor USK Prof. Dr. Ir. Marwan pada Sabtu malam di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Sabtu (20/8/2022).
Program PMM merupakan salah satu bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Tahun ini PMM dilaksanakan untuk yang kedua kalinya, di mana PMM I telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022. Dalam kegiatan ini, mahasiswa terutama program sarjana akan studi ke universitas lain, yang berada di luar pulau kampus asalnya.
USK sendiri telah aktif berpartisipasi dalam kegiatan PMM ini. Hal ini terbukti dengan terlibatnya kampus ini dalam kegiatan PMM sejak awal program ini diluncurkan yaitu pada tahun 2021.
Koordinator PMM II USK Adrian Damora dalam laporannya menjelaskan, 90 mahasiswa tersebut berasal dari 61 perguruan tinggi di Indonesia baik negeri maupun swasta yaitu dari Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Dalam program PMM II ini, mereka akan mengikuti kegiatan perkuliahan di USK selama satu semester.
“Sebagian mahasiswa ini sudah memulai perkuliahan di USK minggu ini pada berbagai fakultas. Mereka mengikuti perkuliahan di kelas reguler dan berinteraksi dengan dosen pengampu mata kuliah dan mahasiswa USK di kelas tersebut,” ucapnya.
Sebelumnya, USK juga telah mengirimkan sebanyak 292 mahasiswanya untuk program PMM II ini ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kampus tujuan tersebut tersebar pada 65 universitas yang ada di Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Selanjutnya, Rektor mengucapkan selamat datang dan menyambut baik atas kehadiran mahasiswa PMM tersebut di USK. Rektor menilai, program PMM Ini adalah kesempatan yang baik untuk membangun kolaborasi antar sesama mahasiswa di Indonesia.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa bisa saling mengenal baik budaya, iklim pendidikan dan lainnya. Pengalaman tersebut akan sangat berharga untuk membentuk soft skill mahasiswa dalam mewujudkan cita-citanya di masa depan. Untuk itulah, Rektor juga berharap agar para dosen pendamping dapat membimbing mereka selama program ini dilaksanakan.
“Karena kita berharap, mereka dapat mengenal Aceh dengan lebih baik. Dan ini adalah kesempatan yang baik bagi kita semua, untuk saling mengenal, membangun kolaborasi dan memperkuat wawasan kebangsaan,” ucapnya.[]