Jumat, 15/11/2024 - 13:55 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ustadz Adi Hidayat Komentari Debat Pertama Capres: Tidak Mendapati Esensi, Hanya Saling Argumen

BANDA ACEH – Pendakwah kondang, Ustaz Adi Hidayat mengomentari hasil debat pertama Capres-Cawapres 2024 yang digelar di Kantor KPU, Pada Selasa Malam (12/12/2023).

KPU RI pada hari Senin, 13 November 2023, menetapkan tiga bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024. 

Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 pada hari Selasa, 14 November 2023, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo SubiantoGibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar PranowoMahfud MD nomor urut 3. 

Adapun tema dalam debat perdana Capres meliputi pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.

Sementara itu, Ustaz Adi Hidayat menanggapi soal hasil debat pertama Capres dari ketiga Paslon beserta gagasannya.

“Hal yang harus kita garis bawahi, Alhamdulillah semua berjalan baik, dan satu dengan yang lainnya telah menyampaikan baik itu pertanyaan ataupun juga memberikan gambaran, atau argumentasi,” ungkap UAH yang dilansir Youtube pribadinya, Adi Hidayat Official.

“Saya secara pribadi melihat bahwa sebetulnya sah-sah saja dalam suasana debat itu menampilkan kemampuan retorika, atau juga berharap dapat unggul, atau juga berharap dapat melemahkan lawan debat, itu hal yang biasa saja,” tuturnya.

Tetapi menurut Ustaz Adi Hidayat yang kita hadapi saat ini adalah kita sedang mencari sosok pemimpin.

“Kita sedang ingin mendapati sosok Kepala Negara dan Kepala pemerintahan yang tangguh, yang memiliki gagasan-gagasan positif, yang memahami tentang seluruh konteks persoalan negeri ini,” terangnya.

Sehingga citra yang bisa dilihat kekinian, Adi Hidayat berharap sang calon pemimpin ini bisa membuat sebuah landscape Indonesia ke depan seperti apa.

Dalam kesempatan itu juga, Ulama kelahiran Pandeglang Banten ini mengusulkan kepada seluruh Calon Presiden (Capres) untuk kedepannya.

“Lebih baik akan terpandang Mulia jika lebih banyak menampilkan gagasan-gagasan yang bisa didengar, karena yang paling penting itu bukan siapa yang unggul, siapa yang lemah, siapa yang naik, siapa yang turun, siapa yang terangkat, siapa yang jatuh, bukan itu yang kita inginkan,” ujarnya.

“Yang kita harapkan adalah dalam setiap calon ini ada gagasan yang bisa kita dengar, ada argumentasi yang di-dialogkan, ada pemetaan persoalan kebangsaan yang besar,” sambungnya.

Atau mungkin dia bisa mengurutkan dari skala mikro sampai makro, yang bisa didiskusikan, dan kita bisa mendapatkan solusi dari itu semua.

Ustaz Adi Hidayat mengatakan bahwa pembahasan tentang persoalan pemerintahan, Hukum dan HAM, demokrasi, tentang kebijakan publik, tentang pengentasan korupsi.

“Sejujurnya kita tidak mendapati satu esensi yang terstruktur dari mulai akar persoalannya, cara mengentaskannya, solusi yang ditawarkan seperti apa,” terangnya.

“Kita hanya mendapat sajian bagaimana satu dengan yang lain saling menampilkan argumentasi baik itu menguatkan, atau melemahkan, atau juga saling mengangkat atau menurunkan terkait kasus-kasus tertentu yang sesungguhnya dalam tatanan substansial itu kita tidak menemukan esensinya,” ungkapnya.

Misalnya dari kasus korupsi, Adi Hidayat mengaku belum mendapati sosok yang bisa menampilkan apa akar korupsi di Indonesia ini, sumbernya dari mana, lalu uraiannya seperti apa.

“Apa gagasan yang ditampilkan untuk bisa mengentaskan itu semua sebagai solusi ke depan bahwa Indonesia di periode kepemimpinan 2024-2029, seorang Presidennya memiliki satu visi dan kinerja atau rancangan program dan kerja untuk mengentaskan semua turunan korupsi ini,” pungkasnya.


Reaksi & Komentar

فَإِن طَلَّقَهَا فَلَا تَحِلُّ لَهُ مِن بَعْدُ حَتَّىٰ تَنكِحَ زَوْجًا غَيْرَهُ ۗ فَإِن طَلَّقَهَا فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا أَن يَتَرَاجَعَا إِن ظَنَّا أَن يُقِيمَا حُدُودَ اللَّهِ ۗ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ يُبَيِّنُهَا لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ البقرة [230] Listen
And if he has divorced her [for the third time], then she is not lawful to him afterward until [after] she marries a husband other than him. And if the latter husband divorces her [or dies], there is no blame upon the woman and her former husband for returning to each other if they think that they can keep [within] the limits of Allah. These are the limits of Allah, which He makes clear to a people who know. Al-Baqarah ( The Cow ) [230] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi