Sabtu, 16/11/2024 - 17:36 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Viral Belum Bayar Katering Nyaris Rp1 Miliar, BUMN Waskita Karya Bikin Malu Erick Thohir

BANDA ACEH – Apes betul menjadi rekanan bisnis PT Waskita Karya (Persero/WSKT) Tbk, kerjaan udah rampung namun belum dibayar. Termasuk katering, makanan sudah masuk perut tapi pembayarannya tak kunjung cair hingga saat ini.Viral di media sosial (medsos) X, akun @brorondm milik pegiat medsos serta pengusaha kontruksi Ronald Sinaga membeberkan nasib vendor katering WSKT yang harus ‘ngemis’ agar tagihannya hampir Rp1 miliar, bisa segera dibayar.

‘Kalau ini benar, kok tega yah, perlakukan pengusaha catering seperti ini? Catering khan butuh cash flow untuk beli bahan baku setiap hari. Makanan sudah jadi 💩💩, tagihan belum bayar. Anyway, saran cara menagih sudah saya berikan ke ibu tersebut. 🎶 BUMN untuk Indonesiaaaaa🎶.”

Dia pun memposting sebuah percakapan melalui pesan pendek antara seseorang yang kemungkinan pengusaha kuliner yang memiliki piutang di WSKT dengan seseorang. Pengusaha  tersebut mengaku tagihan katering sekitar Rp900 jutaan selama 2,5 bulan, belum dibayar pihak WSKT.

Anehnya, ketika ditagih, pihak WSKT malah lebih galak ketimbang pengusaha tadi. Selanjutnya, seseorang yang berkomunikasi dengan pengusaha tadi, menyarankan agar mencari mitra swasta, ketimbang BUMN.

Karena itu tadi, tagihannya tak kunjung dibayar. Tentu saja berdampak kepada perputaran bisnisnya. “Tapi kalau mention nama saya, siap2 aja tak dapat orderan lagi. Cari cuan di tempat lain saja bu. Gak perlu anda yg modalin BUMN.”

Kalau ini benar, kok tega yah perlakukan pengusaha catering seperti ini?

Catering khan butuh cash flow untuk beli bahan baku setiap hari.

Makanan sudah jadi 💩💩, tagihan belum bayar.

Anyway, saran cara menagih sudah saya berikan ke ibu tersebut.

🎶 BUMN untuk Indonesiaaaaa🎶 pic.twitter.com/Fy5Go9f5X0

— Ronald Sinaga (@brorondm) September 12, 2024 Terkait utang ke vendor, Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho hanya bisa berjanji melunasi utang setelah proses Master Restructuring Agreement (MRA) dengan 21 bank pelat merah (Himpunan Bank Milik Negara/Himbara) dan swasta, senilai Rp26,3 triliun rampung.

Dengan kelarnya restrukturisasi utang itu, kata Hanugroho, WSKT agak bisa bernafas lega. Karena ada perpanjangan tenor pembayaran utang  selama 10 tahun dan penurunan suku bunga pinjaman dari 5 persen menjadi 3,5 persen.

“Tentunya ada penurunan suku bunga dari 5 lima menjadi 3,5 persen, di mana jangka waktu 10 tahun itu yang kita setujui bersama dari 1 tahun,” ujar Nugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/9/2024).

Selain restrukturisasi kepada perbankan, Nugroho mengaku, saat ini, WSKT merampungkan proses restrukturisasi kepada para pemegang obligasi atau surat utang. Nilanya Rp1,3 triliun.  Jadi, emiten konstruksi pelat merah ini, benar-benar dikepung utang dari 4 penjuru angin. Walah.

Tentu saja, utang WSKT ke banyak vendor termasuk katering, bikin malu Menteri BUMN Erick Thohir. Ke depan, pendanaan proyek pemerintah akan langsung diberikan ke proyek, bukan lagi melalui manajemen WSKT.

“Isu vendor-vendor yang selama ini dirugikan, ya inilah kenapa kita perbaiki sekarang pendanaan langsung ke proyek, bukan ke korporasinya. Supaya kalau ada proyek, ada vendornya, langsung kita selesaikan,” kata Erick Thohir di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (5/5/2024).

Dia mengatakan, pendanaan proyek dan pembayaran ke vendor sebelumnya telah rumit seperti benang kusut. Karena itu, akan dilakukan perbaikan tata kelola.


Reaksi & Komentar

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خُلَّةٌ وَلَا شَفَاعَةٌ ۗ وَالْكَافِرُونَ هُمُ الظَّالِمُونَ البقرة [254] Listen
O you who have believed, spend from that which We have provided for you before there comes a Day in which there is no exchange and no friendship and no intercession. And the disbelievers - they are the wrongdoers. Al-Baqarah ( The Cow ) [254] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi