Sabtu, 16/11/2024 - 21:43 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Viral Video Remaja 16 Tahun Minta Dijemput Polisi di Blitar, DM ke Akun Medsos, Ini Alasannya

BANDA ACEH – – Video seorang remaja 16 tahun dijemput anggota Satlantas Polres Blitar Kota di depan sekolah, viral di media sosial.

Dalam video yang beredar, tampak seorang polisi menanyakan soal keberadaan ibu dari remaja tersebut. 

“Izin pa, bisa nda ya buat pa polisi anter aku les hee,” tulis DM remaja itu. 

Berdasarkan keterangan dalam akun Instagram @blitarkotapolice.official, anak bernama Esa itu, curhat ingin diantar polisi ke sekolah/les. 

“Beberapa hari yang lalu ada seorang anak DM ke Admin, anak tersebut curhat ingin diantar polisi ke sekolah/les, dia kangen ayahnya, namun ayah tidak bisa mengantar ke sekolah karena kerja di Serang, Banten,” keterangan dalam unggahan @blitarkotapolice.official.

Merespons hal tersebut, polisi pun mendatangi Esa yang saat itu berada di halaman SMAN 3 Kota Blitar.

Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Blitar Kota, Ipda Supriyadi, membenarkan Esa sempat mengirim pesan di medsos Polres Blitar Kota.

Saat itu, Esa dijemput oleh Ipda Supriyadi.

“Setelah bertemu, ternyata anak ini posisinya sudah tidak sekolah. Dia putus sekolah ketika naik kelas 3 MTs.”

“Dia kirim pesan ke Polres minta dijemput mungkin karena sedang kangen ayahnya, ayahnya sudah meninggal,” katanya, dilansir Suryamalang.com.

Sementara itu, Kasat Lantas Polres Blitar Kota, AKP Andang Wastiono, mengatakan polisi berusaha memfasilitasi Esa agar sekolah lagi.

Pihak kepolisian juga sudah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar.

Kehidupan Esa

Diketahui, Esa tinggal bersama kakeknya dari ibu, Sanidi (76), di Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. 

Ketika ditemui di rumah sang kakek, Esa mengaku sengaja mengirim pesan ke akun medsos Polres Blitar Kota.

Esa merasa bingung dengan kehidupannya, hingga ia ingin mengadu ke Polres Blitar Kota.

“Saat itu saya sedang bingung dengan masa depan saya. Saya akhirnya kirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota untuk dijemput. Sebenarnya saya ingin mengadu soal kehidupan saya ke pak polisi,” kata Esa, Rabu (9/10/2024).

Menurut cerita Esa, ia ditinggal ibunya sejak kecil.

Ia ditinggal sang ibu, Susanti kerja ke luar negeri, sedangkan ayah Esa, Suhebi tinggal di Kota Serang, Provinsi Banten.

Sejak TK sampai kelas 4 SD, Esa sempat ikut kakeknya di Kademangan, Kabupaten Blitar.

Kemudian, Esa diajak ayahnya ke Kota Serang, Banten, ketika naik kelas 5 SD. 

Namun, Ayahnya menikah lagi.

Sempat Masuk Ponpes

Rupanya, Esa sempat masuk pondok pesantren (ponpes) dan sekolah di Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Serang, Provinsi Banten.

Ketika hendak naik kelas 9 MTs, Esa putus sekolah dan pulang ke rumah kakeknya dari ibu di Blitar, tepatnya pada Agustus 2024.

“Saya pulang ke Blitar pada Agustus 2023. Saya diusir oleh ibu tiri,” kata Esa.

Selama di Blitar, Esa menceritakan, ayahnya tidak pernah menjenguk. 

Selanjutnya, Esa justru mendapat kabar bahwa ayahnya meninggal dunia pada Februari 2024.

Punya Cita-cita Jadi Abdi Negara 

Sejak itu, Esa seperti bingung dan tidak melanjutkan sekolah selama berada di Blitar.

“Makanya, saya bingung dengan masa depan saya. Sebenarnya saya punya cita-cita ingin jadi abdi negara, entah jadi TNI, Polisi maupun PNS,” katanya.

Hingga akhirnya Esa mengirim pesan ke medsos Polres Blitar Kota. 

“Saya menganggap pak polisi bisa membantu saya,” lanjut Esa.

Cerita Kakek Esa

Sementara itu, Kakek Esa, Sanidi, mengatakan cucunya ditinggal ibunya, Susanti sejak masih TK sampai sekarang.

“Ibu Esa ini (Susanti) merupakan anak mbarep (sulung) saya. Sampai sekarang saya tidak tahu posisi Susanti di mana. Ia (Susanti) pamit kerja ke luar negeri sejak Esa masih TK,” ungkapnya. 

Sanidi pun mengatakan, ia sempat meminta Esa meneruskan sekolah lagi, tapi cucunya belum mau.

Menurut Sanidi, kepulangan cucunya ke Blitar penuh drama lantaran Esa sempat bertengkar dengan ibu tirinya.

“Sebelum pulang ke Blitar, cucu saya sempat tiga hari minta-minta uang di lampu merah di Serang untuk biaya ke Blitar.”

“Lalu saya dapat kabar itu, saya menghubungi RT di sini. RT kemudian kirim uang ke cucu saya untuk biaya pulang ke Blitar,” ucapnya.

1 2

Reaksi & Komentar

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ البقرة [217] Listen
They ask you about the sacred month - about fighting therein. Say, "Fighting therein is great [sin], but averting [people] from the way of Allah and disbelief in Him and [preventing access to] al-Masjid al-Haram and the expulsion of its people therefrom are greater [evil] in the sight of Allah. And fitnah is greater than killing." And they will continue to fight you until they turn you back from your religion if they are able. And whoever of you reverts from his religion [to disbelief] and dies while he is a disbeliever - for those, their deeds have become worthless in this world and the Hereafter, and those are the companions of the Fire, they will abide therein eternally. Al-Baqarah ( The Cow ) [217] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi