BANDA ACEH – Ribuan jemaah menghadiri pemakaman meninggal dunianya almahrum Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf pada Kamis (14/3/2024).
Almarhum Habib Hasan dimakamkan di dekat makam ibunya di area Masid Nurul Musthofa Center di Kampung Sawah, Jatimulya, Cilodong, Depok.
Makam almarhum Habib Hasan tepat berada di bawah kaki ibunya sesuai dengan wasiat semasa hidup.
“Alhamdulillah, proses pemakaman dari kemarin pagi sampai tadi siang takziah sampai pemakaman berjalan dengan lancar sesuai schedule bada Salat Zuhur langsung. Alim ulama sudah hadir, disalatkan oleh Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf,” kata Habib Abdullah, adik almarhum pada Kamis (14/3/2024).
Dirinya menceritakan, lokasi tersebut adalah pilihan dari almarhum Habib Hasan. Area makam berada di samping masjid.
“Memang, makam ini berawal daripada meninggalnya saya punya ibunda Syarifah Fatma. Beliau menyuruh daripada kita semua bermusyawarah untuk memakamkan ibunda tercinta di samping masjid. Ketika beliau memakamkan, beliau berwasiat nanti kalau saya sudah tidak ada, saya mau dimakamkan di kaki saya punya ibu. Alhamdulillah, hari ini saya sudah tunaikan wasiat beliau,” ungkapnya.
Almarhum adalah sosok yang sangat cinta dengan ibunya. Sehingga, almarhum sangat ingin dimakamkan berdekatan.
Alasan lainnya, almarhum ingin mengamalkan ajaran Rasulullah SAW.
“Karena beliau ini sangat cinta dan baktinya kepada orang tua, luar biasa beliau mengamalkan dari hadis Rasulullah, surga itu ada di bawah telapak kaki Ibu. Alhamdulillah, dari awal beliau dakwah sampai sukses sekarang itu berkat doa dari bunda Ibu Syarifah Fatma,” katanya.
Saat proses salat dan pemakaman, ribuan jemaah yang memadati area tidak semuanya bisa masuk ke dalam masjid.
Mereka pun terpaksa hanya melihat dari layar besar yang disediakan pihak keluarga. Pun, saat salat jenazah sangat khusyuk.
Banyaknya jemaah yang hadir menandakan kecintaan mereka kepada almarhum.
“Inilah satu bukti bahwa dakwahnya Habib Hasan bin Ja’far Assegaf, yang dikatakan oleh beliau sesuatu yang keluar dari hati akan masuk ke dalam hati. Jadi, Habib Hasan berdakwah dari hati beliau masuk ke dalam hati anak-anak muda, sehingga berbondong-bondong mereka datang dan hadir. Bukan hanya anak muda, bapak-bapak, ibu-ibu dan anak kecil semuanya hadir Alhamdulillah,” ungkapnya.
Habib Abdullah meyakini kakaknya wafat dalam kondisi husnul khatimah, dengan tanda-tanda yang dapat dilihat banyak orang.
Almarhum wafat pada 2 Ramadan 1445 Hijriyah, yang menandakan almarhum mati syahid.
“Alhamdulillah, di sini satu bukti lagi bahwa guru kita Habib Hasan sering memberitahu kepada kita menjelaskan, bahwa kematian atau wafat di bulan Ramadan sebagaimana hadis Rasulullah akan diberikan menjadi matinya mati syahid. Alhamdulillah, hari ini bukti yang mana kita lihat beliau meninggal dunia dalam keadaan suci setelah Salat Dhuha, dalam keadaan berpuasa menjelang Ramadan sebelum berbuka. Pesan-pesan untuk semua umat muslim dan muslimah Jemaah Nurul Musthofa dan anak muda, beliau pesankan bahwa jangan jauh-jauh dari alim ulama, dari majelis taklim apabila ini sukses dunia dan akhirat,” pungkasnya.