BANDA ACEH -Fenomena politik yang muncul belakangan ini menjadi bagian dari wejangan Ketua Dewan Majelis Kehormatan Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kepada para kader partai dalam acara Malam Silaturahmi dan Kontemplasi Partai Demokrat, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/4).
Dalam wejangannya, SBY melihat banyak kalangan berpendapat, berpolitik yang penting itu menang dan mendapatkan kekuasaan serta menghalalkan berbagai cara untuk mencapai tujuan.
“Tidak ada yang tabu untuk meraih kekuasaan, kata sebagian orang. Sebagai orangtua, saya berharap paham dan cara berpolitik seperti itu tidak menjadi panutan kita. Politik memang keras dan sering kejam. Politik seperti hidup di rimba raya. Yang kuat menang kalah lemah tersingkir,” ujar SBY, dikutip Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (17/4).
Menurutnya, berpolitik harus ada modal moral dan etika serta kepatutan. SBY meminta agar kader Partai Demokrat tidak menerobos dan menerjang batas kepatutan itu.
“Kalau saya mengatakan demikian tidak berarti kita harus pasrah dan mengalah. Tidak begitu, bukan begitu yang saya maksud,” imbuhnya.
Untuk menyukseskan kepentingan partai, lanjut SBY, tentunya kepentingan politik diletakkan di bawah negara dan rakyat, gunakan segala semangat, keberanian para kader.
“Gunakan segala siasat, pengalaman yang para kader miliki. Saya yakin banyak cara berpolitik yang berhasil tanpa hasus menjalani politik yang buruk,” terangnya.
SBY memberikan analogi sebuah pepatah kuno yang berbunyi banyak jalan menuju Roma. Dalam analisisnya, Politic is art the possible.
“Ada juga yang mengatakan dalam politik itu uang dan kuasa yang menentukan. Penentunya adalah well and power. Mungkin ada benarnya. Tapi, menurut saya bukan hanya itu, faktornya. Sesunguhnya pun uang dan kuasa sangat menunjang, tapi tidak berarti yang tidak memilikinya akan sulit untuk meraih sukses,” tutupnya.