BANDA ACEH – Masyarakat Indonesia diminta menerapkan sikap dan perilaku beragama yang baik dan santun.
Bukan memenuhi konten media dengan simbol-simbol agama yang berlebihan.
“Saya mengajak masyarakat Indonesia untuk merenungkan kembali bagaimana beragama yang lebih baik dan lebih santun. Kembali ke tengah dalam beragama,” kata Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Al Makin.
Menurutnya, banyak materi penting yang bisa dikemas menjadi pesan-pesan keagamaan melalui berbagai konten baik di media sosial.
“Seperti mengajak berbuat kebaikan, (mencegah) pemanasan global, kerusakan lingkungan, isu pulau Jawa yang akan tenggelam, kerukunan dalam perbedaan, moderasi beragama,” kata Al Makin, Minggu (22/5/2022).
Jika mengamati konten-konten di medsos, Youtube, atau televisi yang dipenuhi konten-konten agama atau simbol-simbol agama yang berlebihan, menurut dia, itu tanda masyarakat sedang tidak baik-baik saja, sedang berkonflik, berebut kekuasaan, atau berebut yang lainnya.
“Itu semua menjadi cermin cara beragama yang bukan intinya beragama. Agama menjadi candu, dan bukan menjadi penuntun akhlak,” katanya.
Dia juga mengatakan hasil riset menunjukkan bahwa konten di medsos, Youtube, dan televisi dipenuhi simbol-simbol agama yang berlebihan, ritual agama yang berlebihan, siaran televisi religi menjadi sangat religius.
“Ini menandakan bahwa masyarakat Indonesia sedang berkonflik,” katanya.
Demikian juga hasil riset yang menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia melakukan umrah atau haji berkali kali, juga banyak membangun masjid, tetapi tidak memakmurkannya.
“Itu artinya masyarakat Indonesia sedang tidak baik-baik saja,” katanya. “Jika tidak segera disadari dan melakukan pembenahan, justru akan membahayakan eksistensi Bangsa Indonesia,” katanya.